Anak-anak yang lahir tahun 2000-an mungkin tak tahu menahu soal masa gelap di saat Petrus atau penembak misterius era Soeharto merajalela.
Petrus di era Pemerintahan Soeharto bertugas membasmi para kriminal dan orang-orang yang dianggap mengganggu atau menghalangi kebijakan pemerintah. Misalnya seperti: preman, copet, dan sebagainya. Tak heran jika di masa itu, tingkat kriminalitas sangatlah rendah.
Adanya penembak misterius membuat masyarakat jadi takut dan memberikan efek jera bagi orang lain yang ingin melakukan tindakan kriminal.
Nah, yang tak disangka, ternyata penembak misterius ini masih ada lho yang masih hidup! Baca artikel ini sampai akhir untuk tahu kisah salah satu penembah misterius di masa itu.
Soeharto sedang mengajari anaknya menembak (merahputih.com)
# Kisah Penembak Misterius Era Soeharto
Ia adalah Suhadi, salah satu petrus yang merupakan mantan sukarelawan militer Indonesia. Suhadi yang berdarah Cina sempat ikut Operasi Trikora atau pembebasan Irian Barat di tahun 1961.
Meski tak memiliki pengalaman berperang dan hanya bermodal keberanian, Suhadi bisa berkontribusi dalam mengusir antek Belanda di Irian Barat.
Setelah operasi Trikora selesai, ia direkrut menjadi penembak misterius yang dibentuk oleh Soeharto.
Suhadi, penembak misterius di masa SOeharto (video.merdeka.com)
# Bantai Ribuan Orang untuk Buat Indonesia Lebih Aman
Aksi petrus berlangsung dari tahun 1983 hingga 1985. Di rentang tahun itu, ada sekitar 5000-10000 orang yang sudah jadi korban penembakan petrus.
Dalam menjalankan tugasnya, petrus biasanya bergerak di malam hari, lalu korbannya akan ditemukan di tengah jalan atau di tempat ramai keesokan paginya.
Korban yang tergeletak di tempat umum itu seolah peringatan untuk penjahat lainnya: "Inilah yang akan terjadi jika seseorang berani melakukan tindakan kriminal atau menentang pemerintah."
Meski dianggap berhasil membuat Indonesia lebih aman, peristiwa ini diprotes banyak orang karena melanggar hak asasi manusia.
Hal tersebut karena petrus tidak hanya mengincar penjahat, tetapi juga keluarga penjahat yang sering kali tidak berbuat salah.
Banyak orang rela melakukan apapun untuk lolos dari incaran petrus, mulai dari menghilang bertahun-tahun hingga pergi ke luar negeri.
Tak hanya itu, orang-orang juga merasa tindakan ini tidak adil karena petrus hanya mengincar penjahat kecil saja, bukan para koruptor.
Karena alasan-alasan tersebut, banyak orang dan korban-korban petrus yang selamat enggan hal ini terjadi lagi di Indonesia.
Contoh korban petrus (apakabarsidimpuan.com)