Sebenarnya, untuk membahas persoalan pamer di masa kini cukup ambigu. Apalagi dengan keberadaan media sosial, di mana kamu selalu membagikan berbagai hal dalam kehidupan.
Mungkin kamu gak berniat, tapi orang lain bisa menganggapnya demikian. Atau kamu sendiri memang suka pamer, itu udah jadi lain soal.
Harus disadari, kegiatan ini baiknya segera kamu hentikan. Kalo tidak, 3 hal ini bakal kamu alami. Simak, gaes.
Bisa jadi sosok yang pelit
Mungkin kamu belum merasakannya, tapi lama-kelamaan bakal terasa juga. Mereka yang suka pamer cenderung memiliki sifat pelit.
Suka pamer (dailymail.co.uk)
Padahal, untuk menjadi bahagia itu sederhana, lho: perbanyaklah berbagi. Dan berbagi pun bisa dalam hal apa aja.
Sulit untuk berpuas diri
Karena suka pamer, kamu akan selalu membandingkan diri dengan orang lain. Saat teman memiliki sesuatu, timbul keinginan yang sama, atau bahkan melebihinya.
Suka pamer (independent.co.uk)
Eits, hal itu gak bakal ada selesainya. Apalagi kalo hal-hal itu adalah sesuatu yang sebenarnya di luar jangkauan. Bisa-bisa, malah kamu yang kesulitan sendiri.
Orang lain mulai menjauhi dan nyinyirin kamu
Karena kebiasaanmu untuk pamer di media sosial, orang-orang akan mulai memperhatikanmu. Bukan perhatian dalam bentuk sayang, tentunya. Melainkan, lebih kepada bentuk perhatian karena merasa sebal.
Pamer diri (luckybitch.com)
Kalo udah maksimal, kamu pun bisa dijauhi teman-teman. Dianggap sebagai sosok yang sombong dan gak bisa memahami perasaan kawan.
Kalo bisa, jangan sampai kamu miliki. Cukup jadikan media sosial sebagai ajang mencari teman atau jaringan. Jangan sebaliknya, ajang pamer kekayaan, prestasi atau hal-hal berbau material. Banyak orang yang bakal merasa sakit hati karena ulahmu, gaes.
Pamer diri (psychologytoday.com)