Bulan Oktober, selama beberapa tahun terakhir, memang didedikasikan untuk mengampanyekan gerakan melawan kanker payudara. Para aktivis akan menggaungkan kampanye terkait pencegahan kanker payudara lewat berbagai media. Tujuannya tak lain adalah untuk meningkatkan kesadaran para perempuan terhadap penyakit ini, sehingga bahaya dan tingkat kematian bisa diminimalisir. Salah satu gerakan yang dilakukan para aktivis adalah “No-Bra Day” setiap tanggal 13 Oktober.
Setiap tanggal tersebut, tagar #nobraday akan digaungkan di media sosial untuk menarik perhatian banyak orang. Selain itu, beragam kegiatan sosial juga dilaksanakan terkait pencegahan penyakit yang diketahui telah membunuh jutaan perempuan dunia tersebut. Apa itu No-Bra Day? Bagaimana sejarah dan filosofinya? Simak beberapa faktanya berikut ini, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber:
1. Apa Itu No-Bra Day?
Sebagaimana sempat disinggung di atas, No-Bra Day adalah gerakan sosial yang mengajak perempuan di seluruh dunia untuk melepaskan bra mereka pada hari tertentu dalam tahun. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara, mendukung para penyintas kanker payudara, dan mengumpulkan dana untuk penelitian serta organisasi yang terlibat dalam perawatan dan dukungan bagi penyintas kanker payudara. Gerakan ini adalah bagian dari Bulan Kesadaran Kanker Payudara yang ditetapkan jatuh pada Oktober setiap tahunnya.
2. Sejarah dan Filosofi
No-Bra Day (via Katadata)
No-Bra Day pertama kali muncul pada tahun 2011 melalui media sosial dan situs web. Berawal dari sebuah ide sederhana, gerakan ini dengan cepat menyebar dan mendapatkan perhatian dari banyak orang di seluruh dunia. Pada hari No-Bra Day, perempuan diundang untuk mengenakan pakaian yang nyaman tanpa bra sebagai simbol kebebasan serta dukungan terhadap penyintas kanker payudara.
3. Apa Hubungannya dengan Kanker Payudara?
No-Bra Day (via Ruang Mom)
No-Bra Day mengambil momentum dari gerakan kesadaran kanker payudara yang lebih besar. Kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling umum diderita oleh perempuan di seluruh dunia. Gerakan ini mempromosikan pentingnya pendeteksian dini, pemeriksaan payudara, dan dukungan terhadap mereka yang telah terkena dampak kanker payudara.
Selain itu, No-Bra Day juga digunakan sebagai sarana penggalangan dana untuk mendukung penelitian dan penyediaan layanan kesehatan bagi penyintas kanker payudara. Beberapa pihak juga mendedikasikan dana untuk para perempuan pengidap kanker payudara agar dapat menikmati layanan kesehatan yang layak.
4. Beragam Kontroversi
No-Bra Day (via detikcom)
Meskipun tujuan No-Bra Day cukup mulia, gerakan ini tidak terlepas dari kontroversi. Beberapa kritikus menganggapnya sebagai bentuk seksualisasi atau penggunaan isu serius seperti kanker payudara untuk mendapatkan perhatian.
Selain itu, ada pertanyaan tentang sejauh mana gerakan ini benar-benar dapat meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap kanker payudara. Namun, pendukung gerakan ini berpendapat bahwa itu adalah cara yang efektif untuk memulai percakapan tentang isu kesehatan yang penting.
Terdapat juga pandangan beragam tentang apakah No-Bra Day seharusnya merayakan kebebasan perempuan dalam memutuskan apakah mereka ingin mengenakan bra atau tidak, atau apakah gerakan ini seharusnya hanya berfokus pada isu kanker payudara. Debat ini mencerminkan kompleksitas gerakan sosial yang sering kali memiliki efek yang beragam pada masyarakat.
Kesimpulannya, No-Bra Day adalah gerakan yang telah menginspirasi dan mendebatkan banyak orang di seluruh dunia. Meskipun terdapat kontroversi seputar pendekatan dan dampaknya, tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara dan memberikan dukungan bagi penyintas. Terlepas dari sudut pandang masing-masing, gerakan ini telah membantu memicu diskusi penting tentang kesehatan perempuan dan kesetaraan.
No-Bra Day (via Beautynesia)