Para ilmuwan memperkirakan Matahari akan menggelembung menjadi bintang "raksasa merah" dalam waktu sekitar lima miliar tahun, memasak planet bagian dalam menjadi arang seperti yang terjadi.
Tapi apa yang akan terjadi setelah matahari kita mati? Sementara kejadian itu masih terlampau jauh, tim astronom kini telah menemukan bukti tata surya yang mengalami proses tersebut.
Terlebih lagi, tata surya ini sangat mirip dengan tata surya kita. Saking miripnya, Observatorium Keck menyebutnya sebagai "bola kristal" untuk masa depan kosmik tata surya kita.
Observatorium Keck baru-baru ini mengumumkan penemuan tentang tata surya yang jauh “menyerupai nasib” kita sendiri. Tata surya, yang diamati para astronom berkat observatorium dua teleskop di Maunakea di Hawaii, berada di dekat pusat galaksi Bima Sakti. Dan terdiri dari planet mirip Yupiter—dengan orbit mirip Yupiter—mengorbit di sekitar bintang kerdil putih.
Bintang raksasa merah yang lebih besar dari matahari (harapanrakyat.com)
Dalam sebuah animasi, tata surya yang jauh tersebut tampak memiliki bintang yang mengembang menjadi raksasa merah dan kemudian menyusut kembali menjadi kecil putih. Bintang raksasa merah adalah bintang (dengan ukuran tertentu) dalam "tahap kematiannya".
Saat itulah ia memiliki suhu permukaan yang relatif rendah di atas diameternya yang besar. Bintang kerdil putih adalah raksasa merah "mati" yang runtuh dengan sendirinya. Ini membentuk inti yang panas dan padat biasanya seukuran Bumi tetapi masih setengah dari Matahari.
Sistem tata surya (tirto.id)
"Bukti ini menegaskan bahwa planet yang mengorbit pada jarak yang cukup besar dapat terus ada setelah kematian bintang mereka," kata Joshua Blackman, penulis utama studi tersebut, dalam siaran pers Keck.
"Mengingat bahwa sistem ini adalah analog dengan tata surya kita sendiri, hal ini menunjukkan bahwa Jupiter dan Saturnus mungkin bertahan dari fase raksasa merah Matahari ketika kehabisan bahan bakar nuklir dan merusak diri sendiri," tambah Blackman.
Sepertinya planet-planet itu bisa menjadi tempat ketika matahari mati. Penemuan ini lebih lanjut diuraikan dalam jurnal Nature, W. M. Keck Observatory/Adam Makarenko.
Para astronom mendeteksi lengkungan dalam cahaya yang diperbesar, yang menandakan sebuah planet yang mengorbit. Ini terdengar seperti hal sekali seumur hidup, tetapi itu terjadi lebih dari yang kamu kira. Kami berharap wawasan masa depan seperti ini dapat membantu generasi mendatang bersiap ketika matahari akhirnya mati. Atau mungkin saat itu, keturunan kita sudah tinggal di suatu tempat yang sangat jauh.
Bintang raksasa merah yang makin meredup (ivoox.id)