Lemak perut atau perut buncit mengacu pada lemak di sekitar perut. Meskipun begitu, ada dua jenis lemak perut:
Yang pertama,Visceral: Lemak ini mengelilingi organ seseorang.
Yang kedua, Subkutan: Ini adalah lemak yang berada di bawah kulit. Komplikasi kesehatan dari lemak visceral lebih berbahaya daripada memiliki lemak subkutan.
Nah, untuk itu. Coba hindari beberapa kebiasaan di bawah ini yuk supaya kamu terhindar dari perut buncit dan berbagai penyakit berbahaya!
1. Minuman dan Makanan yang Manis
Banyak orang mengonsumsi lebih banyak gula tambahan setiap hari daripada yang mereka sadari.
Makanan tinggi gula biasanya mencakup makanan yang dipanggang, kue kering, muffin, yogurt rasa, sereal sarapan, granola dan batang protein, makanan kemasan, minuman berpemanis gula (SSB), dan makanan olahan lainnya.
2. Begadang
Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatanmu. Banyak penelitian telah menghubungkan kurang tidur dengan penambahan berat badan, yang mungkin termasuk lemak perut.
3. Minum Alkohol
Alkohol dapat memiliki efek yang sehat dan berbahaya.
Ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, terutama sebagai anggur merah, hal ini dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
Namun, asupan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan, penyakit hati, beberapa jenis kanker, kelebihan berat badan, dan banyak masalah kesehatan lainnya
4. Konsumsi Lemak Trans
Makanan tinggi gula (health.detik.com)
Lemak trans sering digunakan dalam produk yang dipanggang dan makanan kemasan sebagai pengganti mentega, lemak babi, dan barang-barang berbiaya tinggi yang murah namun efektif.
Lemak trans buatan telah terbukti menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan resistensi insulin, penyakit jantung, jenis kanker tertentu, dan berbagai penyakit lainnya. Namun, lemak trans ruminansia, yang ditemukan secara alami dalam produk susu dan daging, tidak memiliki efek kesehatan negatif yang sama
5. Badan Kurang Gerak
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk berbagai penyakit. Misalnya duduk sepanjang hari, atau malas untuk olahraga.
Bahkan jika seseorang aktif secara fisik, yang berarti mereka melakukan pekerjaan fisik atau olahraga, duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko kejadian kesehatan negatif dan penambahan berat badan.
6. Kurang Makan Protein
Diet tinggi protein dapat meningkatkan penurunan berat badan dan mencegah penambahan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang, karena protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan makronutrien lainnya. Protein juga mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot, yang berkontribusi pada metabolisme yang lebih tinggi dan lebih banyak kalori yang terbakar saat istirahat.
7. Ketidakseimbangan Bakteri di Usus
Makanan yang mengandung lemak trans (alodokter.com)
Bakteri usus secara kolektif dikenal sebagai flora usus atau mikrobioma. Kesehatan usus penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat dan mengurangi risiko penyakit.
Penelitian saat ini menunjukkan ketidakseimbangan bakteri usus dapat meningkatkan risiko mengembangkan sejumlah penyakit, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, obesitas, dan gangguan usus. Nah, salah satu penyebab bakteri di usus jadi tak seimbang adalah pola makan yang tak sehat.
8. Stress
Saat ini, kebanyakan orang mengalami stres kronis tingkat rendah daripada stres akut. Padahal stres psikologis bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Selain itu, stres kronis dapat menyebabkan akumulasi lemak visceral dan membuatnya sulit untuk dihilangkan karena dapat meningkatkan produksi kortisol secara berlebihan. Selain itu, tingkat kortisol yang lebih tinggi dalam makanan dapat menyebabkan beberapa orang memilih makanan berkalori tinggi untuk kenyamanan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan.
Mulai sekarang, lebih kontrol asupan dan jadikan pola hidup sehat jadi kebiasaan ya ges. Biar hidup jadi lebih sehat
Bakteri baik di usus (klikdoter.com)