Wajib Waspada! Ini Gejala Turunnya Peranakan Pada Perempuan Jarang Disadari

Gejala turunnya peranakan pada perempuan biasanya ditandai dengan rahim turun hingga menonjol keluar dari vagina. Yuk simak ulasannya berikut ini!

Secara normal, rahim seharusnya berada dalam panggul dan disangga oleh otot serta jaringan. Meski demikian, ada beberapa kondisi di mana posisi rahim tidak sebagaimana mestinya sehingga menimbulkan berbagai masalah. Gejala turunnya peranakan pada perempuan biasanya ditandai dengan rahim turun hingga menonjol keluar dari vagina.

Penyakit yang hanya menyerang perempuan ini sebaiknya tidak disepelekan. Sebab semakin cepat mengetahui gejala penurunan peranakan, maka proses pengobatan bisa semakin cepat. Nah, biar kamu nggak kecolongan. Agar bisa tanggap melakukan tindakan, berikut ini beberapa gejala penurunan peranakan yang terjadi para perempuan.

Gejala Penurunan Peranakan

Mengutip laman Halodoc, pada kondisi ringan, gejala penurunan peranakan sering kali tidak dirasakan sama sekali. Biasanya gejala penyakit ini muncul ketika ketika kondisi sudah memasuki tahap sedang atau berat.

Umumnya gejala tersebut berupa konstipasi atau sembelit, rasa tidak nyaman saat berjalan, nyeri saat berhubungan intim, sensasi penuh di panggul. Tidak hanya itu, gejala penurunan peranakan juga bisa ditandai dengan nyeri pada panggul, perut, punggung bawah, keluar darah dari vagina, jaringan rahim keluar dari vagina, gangguan buang air kecil, kesulitan berkemih, serta mengalami infeksi saluran kemih berulang.

Gejala penyakit ini jarang disadari karena sering hilang timbul. Pada pagi hari mungkin kamu tidak merasakan gejala apapun, namun pada malam hari gejala tersebut begitu mengganggu. Jika mulai merasakan gejala di atas, sebaiknya kamu segera memeriksakan diri.

Ilustrasi Peranakan Turun (via LuviZhea)

Penyebab Penurunan Peranakan

Perlu diketahui, ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang bisa menderita penyakit penurunan peranakan. Di antaranya seperti pernah menjalanin persalinan normal, terutama jika bayi berukuran besar atau kembar, pernah menjalani operasi panggul dan mengalami komplikasi. Kondisi ini juga menyerang perempuan yang sedang memasuki masa menopause, mengidap penyakit bronkitis, obesitas, sering mengangkat beban berat, dan sembelit kronis.

Ilustrasi Peranakan Turun (via Orami)

Cara Mengobati Penurunan Peranakan

Meski penyakit ini bisa terjadi pada perempuan di segala usia, namun penyakit ini masih bisa diobati kok. Pada penurunan peranakan ringan yang tidak bergejala atau hanya bergejala ringan, dokter akan menganjurkan perawatan mandiri yang dapat dilakukan di rumah. Perawatan mandiri tersebut dapat dilakukan dengan cara menurunkan berat badan, mengatasi sembelit, dan melakukan senam kegel.

Sedangkan untuk turun peranakan yang berat, dokter akan menganjurkan tindakan operasi. Jika dianggap perlu, maka dokter akan menganjurkan untuk memasang cincin penyangga vagina untuk menopang jaringan yang menonjol. Umumnya pemasangan cincin ini ditujukan pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi.

Nah, itu tadi beberapa gejala penurunan peranakan pada perempuan, serta faktor penyebab dan cara mengobatinya. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, maka gangguan akan bisa diatasi dengan baik. Jadi jangan khawatir dan selalu pantau kesehatanmu dengan rutin.

 

 

Ilustrasi Peranakan Turun (via TEMPO)