Stunting adalah salah satu ukuran utama yang digunakan untuk menilai kekurangan gizi pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa seorang anak gagal mencapai potensi pertumbuhannya akibat penyakit, kesehatan yang buruk, dan kekurangan gizi.
Seorang anak didefinisikan sebagai 'stunted' jika mereka terlalu pendek untuk usia mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mereka terhambat.
Stunting bukan hanya masalah pada masa kanak-kanak. Ini memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif – dampak yang dapat bertahan sepanjang hidup seseorang. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa 'pertumbuhan kejar-kejaran' adalah mungkin: bahwa beberapa dampak ini dapat dibalikkan jika kondisi lingkungan membaik secara signifikan.
# Bagaimana Stunting Diukur?
Stunting diukur berdasarkan tinggi badan anak relatif terhadap usianya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kurva pertumbuhan global yang menunjukkan grafik yang diharapkan dari pertumbuhan anak sejak lahir hingga dewasa. Tentu saja, setiap orang tidak memiliki tinggi yang persis sama. Sebab ada berbagai faktor yang mempengaruhi, misalnya seperti genetika.
Seorang anak yang tinggi badannya berada di bawah dasar garis standar yang diharapkan untuk usia mereka didefinisikan sebagai 'stunted'. Meski begitu, kondisi ini tak hanya diukur dari tinggi badan saja.
Pengukuran tinggi badan pada anak (halodoc.com)
Sebab ada beberapa gejala lain pula yang menyertainya, misalnya seperti:
- Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
- Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
- Pubertas yang lambatSaat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
- Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
Penyebab stunting (sardjito.co.id)
# Apa Penyebab stunting?
Stunting dapat terjadi sepanjang masa kanak-kanak, tetapi sangat ditentukan oleh “1.000 hari pertama” seorang anak. Ini dimulai dari masa sebelum pembuahan (artinya status gizi ibu sangat penting) hingga ulang tahun kedua anak. Ini adalah saat seorang anak mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan yang paling cepat.
Stunting terjadi ketika seorang anak tidak memiliki nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang buruk saja, namun seringkali diperparah oleh penyakit dan kesehatan yang buruk.
Ketika seorang anak berjuang melawan kesehatan atau penyakit yang buruk, kebutuhan nutrisinya seringkali lebih tinggi – ia membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi tidak hanya untuk tumbuh, tetapi juga untuk melawan infeksi.
Penyerapan nutrisi juga mungkin akan terpengaruh. Misalnya, jika ia berulang kali mengalami penyakit diare – yang umum terjadi pada anak-anak – kemampuannya untuk mempertahankan nutrisi akan sangat terpengaruh.
Oleh karena itu, untuk mencegah stunting kita harus memastikan ibu memiliki gizi dan kesehatan yang baik sebelum dan selama masa kehamilan; seorang anak memiliki akses ke makanan yang cukup dan bergizi; memiliki akses ke fasilitas air bersih, sanitasi dan kebersihan untuk mencegah infeksi; dan memiliki pengobatan yang memadai untuk pulih dengan cepat dari penyakit dan kesehatan yang buruk.
Semakin banyak anak Indonesia yang mengalami stunting, semakin terancam pula masa depan bangsa. Hal ini dikarenakan stunting juga mempengaruhi kecerdasan anak hingga dewasa. Itulah mengapa Pemerintah tidak boleh menganggap remeh masalah perkonomian dan kemiskinan struktural sebab dari situlah akar permasalahan gizi buruk yang ada di Indonesia.
Anak-anak dengan gizi buruk (alodokter.com)