Heboh Slow Living Ala Lulu Tobing, Bisakah Diterapkan Jika Gajimu Pas-pasan?

Lulu Tobing diketahui menjalani slow living alias hidup santayi, alih-alih frugal living. Apa lagi itu? Yuk simak ulasannya!

Setelah trend frugal living yang disebut bisa bikin cepat kaya, kini publik heboh dengan istilah slow living atau hidup santai. Hal ini bermula dari pernyataan Lulu Tobing dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di YouTube.

Diakuinya bahwa gaya hidup slow living berhasil membuatnya lebih tenang dan jauh dari stres. Meski demikian, pernyataan ini menuai pro dan kontra. Netizen beranggapan bahwa hidup santai hanya berlaku bagi Lulu Tobing yang memang punya suami kaya raya. Sebenarnya apa sih yang dimaksud slow living? Apakah orang bergaji pas-pasan bisa menerapkannya?

Apa Itu Slow Living?

Slow living adalah sebuah konsep hidup yang mengedepankan kehidupan yang lebih tenang, sadar, dan santai. Konsep ini menekankan pentingnya menghargai waktu, kehidupan sehari-hari, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Dengan kata lain, hal yang ditekankan dalam gaya hidup ini adalah kehidupan yang santai, tanpa ambisi, dan enggan berkompetisi. Banyak orang yang mulai mengadopsi gaya hidup ini untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, dan mencari kebahagiaan yang lebih sederhana namun bermakna.

Prinsip Slow Living

Slow Living (via Liputan6)

Slow living memiliki beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan dalam menjalani gaya hidup ini. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1.        Menikmati waktu: Slow living mengajarkan untuk menghargai waktu dan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Ini berarti mengurangi multitasking dan fokus pada satu tugas pada satu waktu.

2.       Mengurangi kecepatan: Slow living mengajarkan untuk melambat dan menikmati setiap momen dalam hidup. Ini berarti mengurangi kegiatan yang tidak penting, menghindari terburu-buru, dan menghargai proses.

3.       Menjaga keseimbangan: Slow living mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang, antara kegiatan fisik dan mental, serta antara diri sendiri dan hubungan sosial.

4.       Menyederhanakan hidup: Slow living mengajarkan untuk menyederhanakan hidup dengan mengurangi kebutuhan bahan, mengurangi konsumsi, dan menghindari gaya hidup yang berlebihan.

Dengan prinsip-prinsip di atas, seseorang diharapkan bisa lebih tenang dalam hidup tanpa terbebani oleh kesibukan yang terlalu padat. Dengan demikian, seseorang bisa menikmati hidup dengan cara yang lebih baik.

Kebanyakan netizen berpendapat bahwa kehidupan slow living mungkin hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang memiliki privilege seperti Lulu Tobing, di mana dia memiliki suami kaya dan bisa mencukupi semua kebutuhannya.

Bisakah Diterapkan Oleh Orang Bergaji Pas-Pasan?

Slow Living (via Haibunda)

Kebanyakan netizen berpendapat bahwa kehidupan slow living mungkin hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang memiliki privilege seperti Lulu Tobing, di mana dia memiliki suami kaya dan bisa mencukupi semua kebutuhannya.

Padahal, esensi dari gaya hidup ini bukan bermalas-malasan, melainkan tentang bagaimana mengatur waktu sehingga kita tak perlu terburu-buru. Beberapa cara sederhana ini bisa membuat hidup lebih tenang dengan slow living:

·         Bangun lebih pagi akan membuatmu mampu melakukan lebih banyak aktivitas yang produktif.

·         Meminimalisir tindakan yang multitasking. Walaupun banyak orang menganggapnya produktif, namun banyak penelitian yang menyebutkan bahwa melakukan terlalu banyak hal dalam satu waktu justru bisa membuat kemampuan otak menurun lebih cepat.

·         Pastikan tubuhmu istirahat dengan cukup, misalnya dengan tidur lebih awal sehingga kamu juga bisa bangun lebih pagi dengan segar dan semangat.

·         Kurangi penggunaan gadget dan fokus pada kehidupan nyata.

·         Banyak bercengkerama dengan orang dekat bisa membuatmu merasa lebih bermakna.

Itulah beberapa poin tentang slow living yang perlu kamu tahu. Beberapa orang mungkin menganggapnya sulit diterapkan dalam kehidupan kerja yang selalu dipenuhi target dan jadwal padat. Namun kamu cukup menerapkan hal-hal sederhana di atas untuk membuat hidup lebih tenang dan lebih bermakna. Jadi kamu ada di tim pro atau kontra?

Slow Living (via IDN Times)