Surabaya Sabet Gelar Online Popular City di Guangzhou, Haibat!

Surabaya berhasil sabet gelar Online Popular City dalam ajang Guangzhou International Award 2018. Hebat, Suroboyo, rek!

Kota Surabaya, Jawa Timur, baru saja terpilih sebagai kota terpopuler secara online dalam ajang Guangzhou International Award 2018.

Dalam ajang itu, Surabaya memenangkan penghargaan untuk kategori 'City of Your Choice'. Kemenangan itu diperoleh berdasarkan voting secara online ditutup pada Jumat (7/12/2018) lalu.

Sebagaimana ditulis Kompas.com, hasil akhir penghitungan voting online menunjukkan Surabaya berada di peringkat pertama dengan perolehan 1.504.535 suara.

Ranking kedua ditempati oleh Kota Yiwu, China, dengan perolehan 1.487.512 suara. Semetara peringkat ketiga diraih Kota Santa Fe, Argentina yang mengantongi 863.151 suara.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akrab disapa Bu Risma itu merasa bangga. Ia pun mengumumkan kemenangan itu dalam akun Instagram pribadinya @trirismaharini.

The Guangzhou International Award 2018 (Instagram @trirismaharini)

"Terima kasih, Kota Surabaya resmi memenangkan penghargaan kota terpopuler secara online dalam ajang The Guangzhou International Award 2018," tulis Risma.

Risma menyebut bahwa kemenangan ini berkat dukungan penuh warga Surabaya dan masyarakat Indonesia dalam ajang itu. Apalagi, Surabaya adalah satu-satunya wakil Indonesia yang mengikuti ajang bergengsi itu.

Penghargaannya diterima Bu Risma (Instagram @surabaya)

Sementara di hadapan 400 juri dan 14 finalis dalam ajang tersebut, Bu Risma juga sempat memaparkan perkembangan Kota Surabaya.

Tahun 2003 silam, Surabaya sempat mengalami masalah besar terkait sampah. Surabaya kala itu dikenal sebagai kota yang panas dan kering. Bahkan, nyaris separuh wilayah kota itu sering banjir saat musim hujan.

Melihat kondisi itu, Bu Risma berinisiatif menciptakan berbagai program dan kebijakan tanpa membebani anggaran lokal yang terbatas. Cara yang dilakukannya adalah mengajak masyarakat bergerak bersama pemerintah demi mengatasi masalah sampah.

Pengelolaan sampah di Surabaya (Instagram @surabaya)

Bu Risma juga menjelaskan, waktu itu, warga mulai diajarkan bagaimana mengelola sampah secara mandiri. Terutama dengan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Begitu pula dengan metode pengomposan sederhana berbiaya rendah yang diperkenalkan kepada masyarakat untuk setiap rumah.

Warga pun mulai diajak mendirikan bank sampah. Jadi, warga bisa menjual sampah anorganik secara teratur dan menarik uang saat membutuhkannya. Menurut Bu Risma, banyak bahan dari sampah yang masih bisa digunakan kembali sebagai dekorasi kampung.

Bu Risma dalam perayaan Hari Pahlawan 2018 (Instagram @trirismaharini)

Surabaya bahkan bekerja sama dengan mitra internasional dalam metode pengelolaan limbah. Termasuk Kota Kitakyushu dalam hal pengomposan dan pemilahan sampah.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga membangun waduk-waduk untuk resapan air selama musim hujan dan cadangan air selama musim kemarau. Menurut Risma, sejauh ini ada 58 waduk yang sudah dibangun dan 28 ribu hektar hutan bakau sedang dikonservasi di wilayah pesisir timur.

Taman-taman di Surabaya jadi bagus-bagus gengs (Instagram @surabaya)

Pemkot Surabaya juga telah menanam ribuan pohon untuk membuat hutan kota dan 420 taman kota yang tersebar di seluruh kota. Pembangunan taman itu pun tak cuma di pusat kota, tetapi menyeluruh ke daerah padat penduduk.

Hasilnya, warga bisa menikmati peningkatan indeks kualitas udara dan air. Termasuk pengurangan volume limbah rumah tangga, berkurangnya area banjir secara drastis, enurunan tingkat penyakit, hingga penurunan suhu rata-rata sebanyak 2 derajat Celcius.

Suroboyo, rek! (Instagram @surabaya)

Kalo gini ... Surabaya emang jadi berasa adem ya.

Kita ucapkan selamat buat Kota Surabaya karena terpilih jadi pemenang penghargaan itu. Semoga bisa dipertahankan, sebab soal 'mempertahankan' tuh emang susah-susah gampang.

Wah, kece ya sekarang Surabaya nih, hehehe (Instagram @surabaya)