AHA, BHA dan PHA sering diketahui menjadi bahan dasar skincare dan diketahui memiliki berbagai manfaat untuk kecantikan. Tapi tahukah kamu perbedaan AHA, BHA, PHA di produk skincare yang kamu gunakan? Kapan pula waktu yang tepat menggunakannya?
Bagi yang belum tahu, AHA, BHA, dan PHA merupakan asam yang menjadi salah satu bahan aktif yang paling banyak digunakan dalam produk perawatan kulit. Tidak semua jenis ‘asam’ ini bisa kamu gunakan sebagai bagian dari perawatan kulit.
Kamu perlu menggunakannya secara tepat sesuai kondisi kulit agar tidak menimbulkan efek samping yang buruk. Karena itu, untuk menghindari dampak buruk akibat salah memilih produk, yuk simak perbedaan AHA, BHA dan PHA berikut ini:
1. Alpha-hydroxy acid (AHA)
AHA, yang merupakan singkatan dari Alpha-hydroxy acid, adalah jenis asam larut air yang didapat dari pengolahan tanaman dan hewan. Kandungan AHA untuk perawatan kulit dapat ditemukan dalam banyak bentuk, di antaranya citric acid yang berasal dari jeruk, tartaric acid yang berasal dari anggur, glycolic acid yang berasal dari tebu, lactic acid yang didapat dari karbohidrat, dan masih banyak lagi.
Dari sekian banyak jenis AHA, glycolic acid dan lactic acid adalah yang paling populer digunakan karena jarang membuat iritasi kulit. Itu sebabnya, kamu pasti pernah mendengar kedua bahan tersebut karena banyak terkandung dalam skincare yang dijual di pasaran dan mungkin bisa kamu temukan dalam sebagian besar produk kecantikan.
AHA dikenal memiliki banyak fungsi untuk perawatan kulit, antara lain untuk mengobati jerawat dan menghilangkan bekasnya, mengangkat sel kulit mati, hingga mencerahkan warna kulit yang tidak merata. Selain itu, AHA juga terbukti mampu mengecilkan pori-pori hingga menyamarkan kerutan dan garis halus di wajah.
Perbedaan AHA, BHA, PHA (via Alodokter)
2. Beta-hydroxy acid (BHA)
Selain AHA ada juga BHA atau Beta-hydroxy acid. BHA adalah asam larut lemak yang biasanya didapat dari kulit pohon willow, kayu manis, atau daun wintergreen. Sumber BHA satu-satunya, yaitu asam salisilat sering digunakan sebagai obat jerawat. Selain itu, asam salisilat juga berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati serta mengurangi produksi minyak pada kulit atau biasa disebut sebum, sehingga mengurangi terbentuknya komedo hitam dan komedo putih.
Jika kamu memiliki kulit cenderung berminyak, maka penggunaan produk skincare dengan BHA jauh lebih disarankan karena kandungannya yang cenderung bersifat mengeringkan. Namun untuk kulit yang cenderung kering, BHA masih bisa digunakan asal dibarengi dengan AHA secara bersamaan. Hal ini bisa mencegah kulit semakin kering, tanpa mengurangi fungsi dari BHA.
BHA juga disarankan untuk penderita rosacea karena bisa mengurangi bercak kemerahan sekaligus berfungsi menghaluskan kulit. Selain itu, kandungan BHA juga bekerja baik dengan produk eksfoliasi.
Perbedaan AHA, BHA, PHA (via Tokopedia)
3. Polyhydroxy acid (PHA)
Selanjutnya ada PHA atau Polyhydroxy acid. PHA adalah senyawa turunan dari AHA yang berfungsi mengangkat sel kulit mati. Selain itu, PHA juga berfungsi untuk meratakan warna kulit. PHA membantu proses eksfoliasi lapisan kulit terluar tanpa membuat kulit menjadi kering.
Karena itu, dibanding AHA dan BHA, PHA cenderung tidak membuat kulit iritasi. Karena itu, PHA cocok digunakan bagi kamu yang memiliki kulit sensitif. Selain itu PHA juga mengandung antioksidan untuk membantu menghasilkan kolagen pada kulit sehingga mengurangi proses penuaan.
Itulah perbedaan AHA, BHA, PHA di produk skincare yang perlu kamu ketahui. Pelajari dulu zat aktif di tiap produk skincare sebelum menggunakannya, agar manfaat dari produk tersebut sesuai dengan kebutuhan kulitmu dan dapat memberi manfaat yang maksimal.
Perbedaan AHA, BHA, PHA (via Kobaran)