Jadi Pengamat Politik di Indonesia, dari Mana Saja Penghasilannya?

Seorang pengamat politik kira-kira mendapatkan uang dari mana saja ya?

Pengamat politik merupakan salah satu profesi yang sedang naik daun saat ini. Apalagi para pengamat politik sering muncul di media untuk memberikan penjelaskan terkait isu-isu politik di Indonesia menjelang Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Menjalani pekerjaan tersebut, berapa penghasilan pengamat politik?

Mungkin banyak yang menduga jika pengamat politik hanya mendapatkan uang ketika dia jadi narasumber di program berita atau talkshow televisi yang nominalnya berkisar ratusan ribu rupiah untuk satu kali penyayangan. Selain itu ketika pengamat politik diundang dalam sebuah seminar, diduga juga ada uang yang mereka dapatkan.

Seorang arganet pengguna Quora bernama Randy Piliang menjelaskan tentang penghasilan yang didapat seorang pengamat politik. “Saya sendiri memiliki senior di fakultas Ilmu Politik, dan saat ini menjadi salah seorang pengamat politik yang sering wara-wiri dari satu stasiun televisi ke stasiun televisi dan media cetak nasional,” tulisnya mengawali penjelasan.

Seorang pengamat politik ternyata sering mengirimkan tulisan-tulisan ke media cetak atau online. Tentu dari kiriman tulisan itu membuat si pengamat politik itu mendapatkan tambahan penghasilan. “Tulisan-tulisan yang yang awalnya mungkin hanya diterima di media cetak lokal, dapat menarik perhatian media cetak nasional, kemudian dari proses ini, berlanjut ke media elektronik. pandangan-pandangan dari tulisan inilah kemudian yang menarik media elektronik, diundang wawancara dan menyampaikan gagasannya,” tambahnya lagi.

Pengamat politik juga mendapatkan penghasilan dari sumber lainnya, misalnya ketika ia menjadi konsultan politik. Menjelang Pemilu dan Pilpres, saran dan strategi para pengamat politik sangat dibutuhkan oleh banyak orang yang ingin menjadi Calon Anggota Legislatif atau dari tim sukses Calon Presiden dan Wakil Presiden.

“Menjadi konsultan politik yang tentunya kadang disewa oleh politikus-politikus nasional atau daerah untuk kegiatan politik,” katanya.Selain menjadi konsultan politik, pengamat politik juga banyak yang sehari-hari menjalani profesi sebagai seorang dosen atau pengajar di beberapa universitas.

Penghasilan Pengamat Politik (Pikiran Rakyat)

Tentu para pengamat politik yang menjadi dosen biasanya mengajar mata kuliah atau jurusan yang berhubungan dengan politik, misalnya Fakultas Ilmu Sosial dan Politik atau FISIP. Sebagai dosen politik, para pengamat politik itu harus menyampaikan segala macam ilmu politik termasuk isu terbaru berdasarkan teori praktik. Gaji sebagai dosen tentu cukup besar apalagi jika menjadi dosen di beberapa universitas.

Beberapa nama pengamat politik di Indonesia yang memiliki nama di antaranya Yunarto Wijaya, Jerry Massie, M. Qadari, Tjipta Lesmana, Rocky Gerung, Hendri Satrio. Ziti Zuhro, Gun Gun Heryanto, Ujang Komarudin, Adi Prayitno, hingga Effendi Gazali.

Penghasilan Pengamat Politik (Kompas.com)