Akhir pekan jadi saat paling dinanti para pekerja. Setelah 5 hari penat berkutat bekerja dengan urusan kantor, weekend jadi waktu yang paling ditunggu agar bisa istirahat, bercengkrama dengan keluarga atau sekadar memanjakan diri atau me time.
Saat Senin tiba, mungkin banyak dari kamu berpikir hari libur yang tersedia berlalu begitu cepat. Mungkin ada yang berangan pula jika akhir pekan bisa diperpanjang menjadi 4 hari kerja dan 3 hari libur pasti akan sangat menyenangkan.
Eits, bener seneng kalau kerja jadi 4 hari aja? Efisien gak sih kalo Cuma 4 hari kerja atau bakal tambah burnout karena beban kerja semakin bertambah?
Pada 5 Maret 2018, Perpetual Guardian beserta tim melakukan uji coba di perusahaan swasta di dunia dengan waktu kerja selama 4 hari. Trial ini diikuti oleh 240 staf di seluruh New Zealand dan berusaha menguji produktivitas, motivasi, dan hasil.
“Uji coba adalah cara yang berharga dan tepat waktu untuk menguji teori kami bahwa efisiensi akan datang dengan lebih banyak fokus staf dan motivasi,” ujar Head of People and Capability Christine Brotherton.
Penelitian tersebut membandingkan hasil survei 2017 (5 hari kerja) dengan hasil survei 4 hari kerja. Hasilnya indikator kepemimpinan meningkat 18% pada pekerja, komitmen meningkat 20%, stimulasi meningkat 18%, pemberdayaan meningkat 20%, keseimbangan kehidupan bekerja 24%, tingkat stres menurun 7%.
Bisakah Dalam Seminggu Kerja Cuma 4 Hari, Baca Dulu Faktanya (CNN Indonesia)
“Ini bukan hanya memiliki hari libur dalam seminggu, ini tentang memberikan produktivitas, memenuhi standar layanan pelanggan, memenuhi tujuan dan sasaran bisnis pribadi dan tim,” kata Andrew Barnes, Founder of Perpetual Guardian.
Secara data mungkin 4 hari kerja lebih baik bagi kinerja staff, tapi yang perlu diperhatikan bagaimana caranya agar pekerjaan bisa selesai dengan waktu yang lebih singkat. Sebab pekerja harus menyelesaikannya dalam waktu 4 hari.
Dengan pekerjaan semakin intens maka tingkat stress di kalangan pekerja juga bisa meningkat. Pada akhirnya sistem 4 hari kerja dalam seminggu patut dicoba, namun harus tetap menimbang kesepakatan bersama dan harus memikirkan faktor well-being karyawannya agar tak makin menderita karena beban kerja yang bertambah di 4 hari tersebut. (Riska Nurul Fatimah)
Bisakah Dalam Seminggu Kerja Cuma 4 Hari, Baca Dulu Faktanya (iStock)