Mengenal Ragam Perguruan Pencak Silat Tertua di Indonesia

Perguruan pencak silat tertua di Indonesia memiliki sejarah yang begitu panjang.

Pencak silat merupakan olahraga asal Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak perguruan pencak silat yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Perguruan pencak silat tertua di Indonesia ini sudah mencetak para pendekar dengan jurus silat yang didapatkan selama berguru di perguruan tersebut. Ini dia perguruan pencak silat tertua yang ada di Indonesia.

Perguruan Silat Cimande

Silat Cimande berasal dari kawasan Bogor, Jawa Barat. Nama silat Cimande berasal dari desa Cimande. Perguruan silat Cimande menjadi salah satu perguruan silat tertua yang ada di Indonesia. Banyak orang yang berguru di perguruan silat ini yang kabarnya mulai ada sejak ratusan tahun yang lalu. 

Salah satu sosok penting dalam perkembangan perguruan silat Cimande adala kemunculan sosok bernama Eyang Kahir atau Mbah Kahir, Eyang Kahir adalah guru pertama perguruan silat Cimande. Konon Si Pitung pendekar asal Betawi sempat menimba ilmu silat di Cimande dan menjadi murid Eyang Kahir.

Perguruan silat Cimande menjadi terkenal karena ilmu silat menyebar dari pesantren ke pesantren oleh para santri dan kiai. Pencak silat Cimande disebut sebagai pelopor lahirnya berbagai aliran pencak silat lainnya di Indonesia. Banyak alumni perguruan silat Cimande yang mendirikan perguruan silat.

Perguruan Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Bila perguruan silat Cimande berasal dari Bogor, Jawa Barat, kali ini perguruan silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah berdiri di Yogyakarta, tepatnya di daerah Kauman. Dari namanya saja sudah jelas jika perguruan silat ini ada kaitannya dengan organisasi Muhammadiyah karena memang berada di dalam induk Muhammadiyah.

Salah satu perguruan pencak silat tertua di Indonesia ini berdiri pada 31 Juli 1963. Perguruan ini tidak hanya mengajarkan tentang bela diri pencak silat saja, karena para murid yang belajar di tempat ini juga mendapatkan pengajaran tentang ilmu-ilmu keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Ilmu bela diri memang penting namun percuma jika tak memiliki dasar agama dan mencintai bangsa serta negara.

Perguruan Pencak Silat Perisai Diri

Di Surabaya, Jawa Timur terdapat perguruan pencak silat Perisai Diri yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo pada tahun 1955. Di perguruan pencak silat ini terdapat banyak unsur aliran pencak silat. Bahkan ada salah satu aliran pencak silat yang berhubungan dengan unsur bela diri asal China, Shaolin.

Perguruan Pencak Silat Merpati Putih

Perguran pencak silat merpati putih berdiri pada tahun 1963.Ternyata nama perguruan pencak silat Merpati Putih merupakan singkatan dari “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening”. Ilmu bela diri pencak silat di perguruan ini menitikberatkan pada tangan kosong. Selain ilmu bela diri, perguruan ini juga mengajarkan muridnya untuk selalu  menjalani keselarasan hidup, belas kasih, keserasian, dan kepercayaan.

Mengenal Ragam Perguruan Pencak Silat Tertua di Indonesia (Detikcom)

Perguruan Pencak Silat Putra Kera Sakti

Perguruan pencak silat ini didirikan pada 15 Januari 1980 di Madiun, Jawa Timur. Penggagas perguruan pencak silat ini adalah Bpak R.R Totong Kiemdarto. Beberapa aliran pencak silat yang diajarikan di perguruan ini adalah Tingkat Dasar I, Tingkat Dasar II, Warga Tingkat I, Warga Tingkat II, dan Warga Tingkat III.

Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa

KH.Maksum Jauhari pada 3 Januari 1986 mendirikan perguruan pencak silat Pagar Nusa di Kediri, Jawa Timur. Saat didirikan perguruan pencak silat Pagar Nusa berasal dari kekhawatiran para kiai Nahdlatul Ulama karena adanya penurunan minat bela diri di Pesantren Lirboyo.

Perguruan Pencak Silat Setia Hati Terate

Satu lagi perguruan pencak silat tertua di Indonesia bernama Perguruan Pencak Silat Setia Hati Terate. Pencak silat ini didirikan oleh Ki Hajar Harjo Oetomo pada 1922. Perguruan silat ini mengajarkan beberapa hal selain ilmu pencak silat, yakni persaudaraan, bela diri, olahraga, kerohanian, dan seni budaya.

Mengenal Ragam Perguruan Pencak Silat Tertua di Indonesia (IDN Times)