Banyak wanita yang jadi guru TK atau taman kanak-kanak. Jika ada laki-laki yang jadi guru di SD, SMP, dan SMA, kenapa tidak ada laki-laki yang jadi guru TK? Apakah syarat kualifikasi menjadi guru TK harus wanita dan melarang laki-laki?
Dilansir dari Quora seorang warganet yang merupakan mantan guru PAUD atau pendidikan anak usia dini bernama Ila memberikan penjelasan. Menurutnya laki-laki dianggap kurang telaten untuk menghadapi anak-anak khususnya anak TK yang rata-rata masih berusia 4 dan 5 tahun. Anak TK di sekolah masih sangat bergantung pada gurunya.
Guru TK bisa jadi sebagai orangtua anak-anak selama di sekolah. Selain memimpin pembelajaran di sekolah, para guru TK sampai melakukan apa yang biasa dilakukan orangtua di rumah, misalnya menyuapi saat makam, menemani ke toilet, hingga membersihkan usai si anak ingin buang air besar.
Perempuan identik dengan sifat feminim yang lemah lembut sehingga dianggap sesuai untuk jadi pendidik atau pengasuh anak. Makanya wanita dalam realitanya lebih suka dan dekat dengan anak kecil berbeda dengan laki-laki yang selama ini dicap sebagai kaum yang tidak terlalu bisa mengurus anak sendirian.
Hal senada dijelaskan oleh warganet lain yang pernah menjadi mahasiswa di program PAUD. Ternyata ia sempat melihat ada laki-laki yang menjadi guru TK meskipun jumlahnya sedikit, tepatnya di sekolah internasional di Bali. Ternyata laki-laki di sekolah itu mengajar olahraga.
Memang masih ditemui sekolah TK yang mempekerjakan laki-laki sebagai guru TK meskipun jumlahnya tidak banyak atau mungkin satu-satunya di sekolah TK tersebut. TK sebenarnya membutuhkan peran guru laki-laki yang tidak bisa dilakukan oleh guru wanita, selain pelajaran olahraga juga pengenalan identitas jenis kelamin yang merupakan salah satu materi yang disampaikan pada anak TK dalam tema pembelajaran sendiri.
TERPECAHKAN! Kenapa Wanita Banyak yang Jadi Guru TK (Liputan6.com)
Seorang guru TK bernama Puti menceritakan pengalaman dan suka duka selama jadi guru TK. Selama ini ia mengaku senang meski ada kalanya merasa lelah karena harus menjaga dan menemani anak-anak yang berusia masih kecil. Jadi guru TK harus siap dengan risiko apapun yang diterima dari si anak, misal anak tiba-tiba menangis hingga sakit.
Belum lagi jika anak murid ada yang muntah, ngompol, buang air besar di celana, hingga menghadapi anak yang hiperaktif. Semua dia jalani dengan sepenuh hati dan dengan rasa sabar yang besar. Tidak mungkin anak TK dimarahi, karena setiap guru punya trik khusus untuk mengubah perilaku anak jadi lebih baik
TERPECAHKAN! Kenapa Wanita Banyak yang Jadi Guru TK (Surabaya Pagi)