Mengenal Banjiha, Apartemen Bawah Tanah Sekaligus “Pemukiman” Kumuh Warga Korea Selatan

Mengenal Banjiha, Apartemen Bawah Tanah Sekaligus “Pemukiman” Kumuh Warga Korea Selatan.

Seoul ibu kota Korea Selatan merupakan salah satu kota besar di Asia. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke Seoul setiap bulannya. Namun belum banyak yang tahu jika di kota itu terdapat banjiha atau apartemen bawah tanah yang ditempati warga miskin. Bangunan ini beberapa kali muncul dalam serial drama dan film Korea.

Banjiha merupakan produk arsitektur apartemen bawah tanah yang berukuran kecil dan nyaris tidak ada sinar matahari yang bisa menembus karena letaknya yang berada di bawah bangunan lain. 

Apartemen kumuh yang menjadi latar tempat film pemenang penghargaan Oscar 2019 ‘Parasite’ ini tidak bisa dikatakan bangunan aman. Banjiha memiliki kadar oksigen dan cahaya matahari yang amat minim, bahkan tanaman kecil pun tak bisa bertahan tumbuh cukup lama.

Saat musim panas banjiha terasa lembab dan banyak jamur dan jika musim hujan tiba, tak sedikit banjiha yang ikut terendam banjir. Beberapa saat lalu ketika hujan deras akibat konsekuensi perubahan iklim, banjiha-banjiha Seoul rata tenggelam bersama derasnya arus air banjir. Peristiwa ini menyebabkan kehancuran dan kerugian dengan jumlah yang tak sedikit. 

Sebagai rasa tanggap dan empati atas musibah banjiha, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol bahkan menyambangi korban banjir di banjiha Seoul. 

Rencananya, pemerintah kota Seoul akan menghapus banjiha dan menggantinya dengan rumah murah bagi warga, namun hingga kini belum kunjung terlaksana.Bisa jadi sejumlah faktor jadi penyebab tertundanya rencana itu, mulai dari penduduk yang sudah nyaman tinggal di bangunan itu.

Mengenal Banjiha, Apartemen Bawah Tanah Sekaligus “Pemukiman” Kumuh Warga Korea Selatan (MainMain.id)

Salah satu warga penghuni Banjiha, Cha Jong Gwan memberikan alasan kenapa dia nyaman untuk berada di tempat tersebut. “Saya tidak yakin bahwa menghapus banjiha merupakan solusi terbaik. Bagi orang-orang seperti saya, banjiha adalah satu-satunya pilihan,” kata Jong Gwan kepada wartawan Korea.

Jong Gwan menilai untuk orang kurang mampu seperti dirinya dan penghuni banjiha lainnya, apartemen kecil nan pengap ini bagaikan hotel bintang lima. Ia bersyukur masih ada tempat untuk tidur, sebab butuh waktu hingga 30-40 tahun untuk bisa tinggal di hunian yang layak.

Banjiha menjadi potret lain dari megahnya bangunan Seoul. Tidak jauh dari gemerlap mewahnya Korea Selatan, masih banyak penduduk yang terpinggirkan. (Riska Nurul Fatimah)

Mengenal Banjiha, Apartemen Bawah Tanah Sekaligus “Pemukiman” Kumuh Warga Korea Selatan (CNN)