Banyak Yang Tertipu! Dikira Produk Lokal, 5 Merek Ini Ternyata Buatan Luar Negeri, Sudah Tahu Belum?

5 produk luar negeri yang sering dikira produk lokal, mulai dari Rinso sampai Lifebuoy.

Tanpa disadari, ternyata ada beberapa produk yang sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari ternyata berasal dari luar negeri. Merek-merek itu seakan sudah lekat dengan Indonesia dan dikira sebagai produk lokal. Hal ini dirasa tidak mengherankan karena produk-produk tersebut sudah lama ada di Indonesia. Lantas apa saja produk buatan luar negeri yang dikira produk lokal? Berikut daftarnya!  

Rinso dari Inggris

Di Indonesia, Rinso sudah menjadi padanan kata dalam penyebutan detergen, sama seperti Aqua. Jadi tidak heran kalau banyak masyarakat Indonesia mengira Rinso berasal dari Tanah Air. Sebenarnya, Rinso awalnya diciptakan oleh Robert S. Hudson, dengan merek dagang Hudson's Soap.

Baru pada tahun 1908 dijual kepada Lever Brothers dari Port Sunlight, Inggris dan pada tahun 1918, Unilever memproduksi dan menyebarluaskan. Rinso sendiri mulai diluncurkan di Indonesia sejak 1970, sebagai merek deterjen pertama yang dipasarkan secara massal dan terkenal dengan moto ‘Berani Kotor itu Baik’.

Merek ini juga mendapat penghargaan Indonesia Best Brand Award selama 3 tahun berturut-turut dari 2003-2005. Berinovasi mengikuti gaya hidup konsumen, Rinso menawarkan berbagai jenis detergen mulai dari bubuk hingga cair, untuk mencuci manual sampai mesin cuci.

Produk Rinso (Rinso)

Bata dari Republik Ceko

Gerai Bata sudah 90 tahun beroperasi di Indonesia. Sehingga, identitasnya seakan sudah melekat pada Tanah Air. Padahal, produk yang memproduksi sepatu dan sandal ini merupakan sebuah merek yang didirikan pengusaha bernama Tomas Anna dan Antonin Beta pada 1894 dari Zlin, Republik Ceko.

Dikutip dari situs resmi Bata, gerai ini pertama kali beroperasi di Indonesia pada 1931 oleh PT Sepatu Bata Tbk yang kala itu bertindak sebagai importir. Tapi pada tahun 1940, PT. Sepatu Bata mulai memproduksi secara lokal di Kalibata, Jakarta Selatan.

Pada 2004, Bata tercatat memperoleh izin impor dan distribusi umum. Kini, PT Sepatu Bata memegang lisensi untuk merek lainnya selain Bata, seperti North Star, Power, Bubblegummers, Marie-Claire, dan Weinbrenner.

Produk Bata (VOI)

Lifebuoy dari Inggris

Produk pembersih tubuh satu ini pastinya sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia. Terdiri dari sampo, sabun hingga hand sanitizer dengan banyak varian aroma, Lifebuoy juga kerap dikira produk lokal Indonesia. Faktanya, Lifebouy diperkenalkan oleh Lever Brothers di Inggris pada tahun 1895. Ketika itu, Lifebuoy diluncurkan sebagai Sabun Antikuman Kerajaan. 

Lifebuoy juga jadi salah satu sabun yang paling populer di Amerika Serikat dari sekitar tahun 1923 sampai pertengahan tahun 50-an. Sabun ini terkenal karena kemasannya yang berwarna merah dan kuning, warna merah dan bentuk segi delapan, serta aroma karbolnya. Kini, Lifebuoy merupakan salah satu produk unggulan PT. Unilever Indonesia dan diproduksi di Rungkut, Jawa Timur serta Cikarang, Jawa Barat.

Produk Lifebuoy (KoranMu)

Sunsilk dari Inggris dan Belanda

Banyak dari kamu yang mengira Sunsilk sebagai produk asal Indonesia. Padahal, produk perawatan rambut ini diproduksi oleh perusahaan asal Inggris dan Belanda yaitu Unilever yang resmi mulai diperkenalkan di Inggris oleh Elida Gibbs pada tahun 1954.

Sampo Sunsilk pertama kali diluncurkan di pasar Indonesia dalam kemasan botol kaca pada tahun 1952. Sunsilk sudah diekspor di berbagai negara sejak tahun yang sama di 27 negara. Pangsa pasar tertinggi Sunsilk terdapat di seluruh Asia Tenggara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Produk Sunsilk (Sunsilk)

Blue Band dari Belanda

Blue Band juga bukan produk asli Indonesia. Menurut situs web Blue Band, margarin ini merupakan buatan Van den Bergh dari Belanda. Tapi produk tersebut banyak tersedia di Jerman, dimana produk tersebut sudah dipasarkan sejak 1924 silam.

Merek margarin, keju oles, dan minyak masak ini mulai masuk di Indonesia sejak 1934. Blue Band mulai beredar di Hindia Belanda setelah Unilever punya pabrik di Batavia. Kini, produk yang di Jerman dikenal dengan nama Rama ini tersedia dalam rupa-rupa ukuran dan kemasan: kaleng, mangkuk plastik, dan sachet.

Produk Blue Band (Blue Band)