Kisah Prajurit Terakhir Perang Dunia II yang 30 Tahun Berada di Pulau Morotai, Gak Tahu Kalau Perang Sudah Usai!

Kisah Prajurit Terakhir Perang Dunia II yang 30 Tahun Berada di Pulau Morotai, Gak Tahu Kalau Perang Sudah Usai!

Kebanyakan tentara muda Jepang akan pulang ke tanah air ketika perang telah usai. Namun tidak prajurit Jepang yang satu ini.

Ia adalah Teruo Nakamura prajurit terakhir Perang Dunia II yang tetap tinggal di gubuk kecil di Pulau Morotai, Maluku Utara, Indonesia sampai ditemukan pada 1974. Ia tinggal di Pulau Morotai selama hampir 3 dekade.

# Lahir di Taiwan

Teruo Nakamura adalah prajurit Perang Dunia II yang lahir pada 8 Oktober 1919 di Taiwan. Ia adalah anggota suku Amis, kelompok pribumi Taiwan.

Tetapi ketika ia mendaftar di Unit Sukarelawan Takasago Tentara Kekaisaran Jepang pada November 1943 dan ia langsung ditempatkan di Pulau Morotai.

Pada 15 September 1944, pasukan Amerika dan Australia menyerang pulau itu dalam misi Pertempuran Morotai. Banyak tentara Jepang yang tewas dalam pertempuran itu.

Prajurit PD II Teruo Nakamura (intisari.gri.id)

Tak sedikit pula orang-orang yang tersisa menyerah kepada pasukan Sekutu, tetapi beberapa mundur ke pedalaman hutan lebat.

Sementara itu, unit Nakamura diperintahkan untuk melakukan perang gerilya.

Foto Adam Malik bersama Teruo Nakamura (indonesia-zaman-doloe.blogspot.com)

Selama beberapa bulan berikutnya, banyak sisa-sisa anggota Tentara Jepang ditangkap, diserahkan, atau meninggal.

Tetapi Teruo Nakamura tetap bersama sekelompok kecilnya yang tersesat dan terus mengikuti perintah meskipun tak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan dunia luar.

Karena Nakamura tidak melapor, Tentara Jepang menyatakan dia meninggal pada 13 November 1944.

# Bertahan Hidup dengan Makan Pisang dan Ikan

Selama di Pulau Morotai, Teruo tinggal bersama tentara Jepang lainnya selama dua belas tahun. Mereka bahkan tak tahu jika perang sudah berakhir karena kehilangan kontak radio dengan komandan mereka.

Ketika selebaran dijatuhkan di atas pulau Morotai pada 1945 yang menyatakan bahwa Jepang telah menyerah dan perang telah berakhir, Nakamura dan rekan-rekannya menganggapnya sebagai propaganda musuh.

Ketika pesawat perlahan menjadi modern, dia berasumsi ada perlombaan senjata yang terjadi antara kekuatan Sekutu dan Poros.

Pada kenyataannya, ada pangkalan Angkatan Udara Indonesia di dekatnya, dan dia melihat penerbangan latihan sehari-hari.

Pada tahun 1956, Nakamura meninggalkan rekan-rekan pasukannya dan membangun gubuk kecil di ladang.

Dia bertahan hidup dengan menanam ubi jalar dan memakan pisang dari pohon. Teruo menghibur dirinya dengan memancing dan mengutak-atik sempoa yang.

Kemudian pada 18 Desember 1974, tersiar kabar bahwa satu orang Jepang tak pernah mendapatkan memo yang berisi kabar perang telah berakhir.

Ya ampun, kasihan bangettt...

Pulau Morotai di Maluku Utara (jababekamorotai.com)