Belajar dari Nathalie Holscher dan Sule, Perlukah Mempertahankan Rumah Tangga Demi Anak?

Belajar dari Nathalie Holscher dan Sule, Perlukah Mempertahankan Rumah Tangga Demi Anak?

Setelah beberapa kali dihempas isu miring, akhirnya Nathalie Holscher  benar-benar melayangkan gugatan cerai pada Sule. Keduanya akan menjalani sidang perdana pada 20 Juli 2022 mendatang. Uniknya, dalam pengakuannya, Nathalie memang sudah lama ingin berpisah, namun urung dilakukan karena buah hati.

Sebagaimana diketahui, rumah tangga Nathalie dan Sule memang sempat di ujung tanduk pada tahun 2021. Dia sempat pergi dari rumah, namun kemudian masalah itu berhasil diselesaikan karena Nathalie ternyata kembali hamil, setelah sebelumnya mengalami keguguran.

“Pernah (pengin pisah dari Sule), alasannya yang pas awal-awal itu sempat rame," ungkap Nathalie Holscher, dilansir dari Detik. "Nggak tahunya ada isi, ternyata isi. Penyelamat adalah Adzam," ucapnya lagi.

Faktanya, hal yang dialami Nathalie Holscher ini memang bukan satu-satunya. Banyak pasangan di luar sana yang menjadikan anak sebagai alasan bertahan dalam sebuah rumah tangga. Seolah tak mau disebut egois, mereka mengorbankan perasaan demi melihat buah hatinya tetap berada dalam keluarga utuh.

Nathalie Holscher dan Sule (via Detik)

Meski demikian, banyak pakar yang mengungkapkan bahwa bertahan dalam rumah tangga yang tidak harmonis bukanlah sebuah pilihan tepat, bahkan jika itu demi anak. Pasalnya, lambat laun buah hati akan menyadari bahwa keluarganya tidak bahagia, dan itu bisa saja malah mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Misalnya, jika pasangan merasa tak lagi cocok dan terus berdebat, maka hal ini akan membuat buah hati merasa tidak nyaman. Karena terbiasa melihat kedua orangtua bertengkar, mereka akan menjadikan hal ini sebagai standard dalam pergaulan sehingga merasa bahwa kekerasan verbal dan fisik adalah hal lumrah.

Perceraian (via iNews)

Lagipula, hidup dalam rumah tangga toksik takkan membuat siapapun merasa betah sehingga hal ini akan membahayakan kesehatan mental orangtua. Jika dibiarkan, hal ini pastinya akan menghambat ayah dan ibu untuk melakukan peran dengan baik dalam rumah.

Meski demikian, kita juga tak bisa memandang perpisahan sebagai satu-satunya jalan keluar dalam perceraian. Semua orang pastinya memiliki masalah dan pergulatan sendiri-sendiri, dan sangat wajar jika hal itu bertabrakan dengan orang lain.

Perceraian (via The Asian Parent)

Karenanya, komunikasi dan diskusi sangat penting dilakukan kedua belah pihak untuk memecahkan masalah bersama. Bahkan jika kamu tak bisa menemukan titik temu, cobalah untuk melakukan konseling , siapa tahu kamu bisa memecahkan masalah dengan cara lebih nyaman.

Perceraian (via Alodokter)