5 Perasaan yang Kerap Menghinggapi Calon Mempelai Perempuan Ketika Semakin Mendekati Hari Pernikahan

Mendekati hari pernikahan, biasanya calon mempelai perempuan akan mengalami beberapa perasaan yang kerap hinggap. Perasaan ini bisa beragam ini akan terus membayangi hingga selesai acara menikahnya.

Bagi yang sekarang sedang menunggu hari pernikahan, pasti perasaannya sedang campur aduk. Hari-harimu berjalan tidak seperti biasanya karena akan menghadapi momen sakral yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya.

Banyak sekali perasaan yang mewarnai pikiranmu. Seperti letupan kebahagiaan karena sebentar lagi akan menjadi pasangan yang sah, perasaan haru bila mengingat tak akan hidup bersama orangtua lagi, tak tenang karena menunggu hingga hari bahagia, atau euforia tapi tak nyaman karena mengiringi akhir dan awal kisah indah kehidupan.

Yuk simak perasaan tersebut lebih detil lagi di bawah ini gengs.

Perasaan Masih di Alam Mimpi

Mungkin kamu dan ia masih belum menyangka atau bahkan bertanya-tanya, apakah semua hal yang kini telah didepan mata adalah kenyataan. Lebih lucunya bahkan kamu belum percaya bahwa perjalanan cintamu dengannya mampu membawa kalian hingga sejauh ini. Apalagi jika ternyata tadinya dia bukanlah orang pertama yang mengisi hatimu, membayangkan menikah dengannya saja tidak.

Pada akhirnya jalan hidup membawamu padanya. Dia yang datang tidak sebagai orang pertama, justru mampu membawamu kepada kebahagiaanmu yang sebenarnya. Hingga kepada perasaan dan pikiran lain yang masih sering membuat kamu bertanya-tanya. Bukan hanya waktu yang terasa berjalan begitu cepat, namun juga tentang kebahagiaan besar yang telah dihadiahkan dia untuk hidupmu. Iya, sebentar lagi!

Mimpi Mulai Jadi Nyata

Menjelang hari H rasanya bersyukur jadi alasan kuat untuk selalu tersenyum. Membayangkan bagaimana raut wajahnya saat memintamu untuk menerima lamarannya jadi sesuatu yang berhasil membuat hati terasa hangat. Rona bahagia itu semakin jelas terasa seiring waktu berjalan. Tanpa terasa dia yang kemarin datang hanya dengan kata cinta, tidak lama lagi akan jadi teman hidup halalmu. Segala hal yang menjadi suka dan duka selama pacaran rasanya akan dibayar dengan sebuah ikrar. Hubungan kalian pun sebentar lagi akan sah dimata hukum dan agama. Mari menghitung mundur sembari menghilangkan rasa ragu di dada.

Mempelai perempuan (usabride.com)

Sisa-sisa Keraguan yang Menghantui

Tak hanya rasa bahagia yang kadang tak bisa diucapkan, ragu dan canggung pun mulai merajai pikiran. Hal ini sering disebut sebagai pre marriage syndromn, sebuah kekhawatiran yang akan kita rasakan menjelang pernikahan. Dianggap sebagai momok yang menakutkan, hal ini memang sering berhasil merusak mood. Tapi jangan khawatir, hal itu wajar dirasakan oleh semua perempuan menjelang hari pernikahan. Meski hati sedang tidak stabil, kamu harus tetap berusaha untuk tenang. Bicarakan semua hal yang menjadi beban pada pasangan, orangtua, sahabat atau wedding organizer yang kebetulan membantumu.

Menghadapi Proses Acara yang Kompleks

Setelah itu kamu akan mulai sadar bahwa ternyata menikah tidak semudah bayangan. Bukan hanya dengan lamaran lalu menikah. Ada banyak proses yang ternyata harus kita hadapi dan lalui sebagai seorang calon pengantin. Apalagi jika kamu ingin menikah dengan mengikuti adat daerah asalmu. Ini akan lebih terasa rumit dan cukup menguras tenaga dan pikiran. Alih-alih mampu untuk mempersiapkan segala sesuatu sendirinya, kamu akan butuh bantuan banyak pihak untuk mempersiapkan pernikahanmu. Sebab rasanya mustahil bila kamu sanggup meng-handle semuanya sendiri. Apalagi sebagai calon pengantin kamu harus menjaga kondisimu, agar bisa tampil prima dihari H.

Pernikahan (empatsudut.com)

Kembali Teringat Bahwa Masih Ada Dia yang Menemani

Semua perasaan yang ada dalam hati dan pikiran tiba-tiba  jadi sulit untuk diungkapkan. Hingga mulut yang terasa terkunci dan hati yang tak ingin henti menggumamkan syukur. Termasuk untuk laki-laki yang selalu ada di sisimu. Mengingat semua proses itu kamu jadi tahu bagaimana kuasa semesta begitu hebat untuk mempertemukan kalian.

Bukan hanya itu, kamu juga bersyukur karena bisa dicintai oleh laki-laki yang menerimamu dengan setulus hati. Laki-laki yang akan menempatkan hidupmu sebagai tanggungjawabnya begitu ikrar itu selesai terucap. Setelah itu kamu tak perlu merasa bersalah saat menggamit lengannya lembut. Sebab pada saat itu dia telah menjadi suamimu.

Beginilah hidup, pahit manisnya selalu menjadi teka-teki yang sering sulit untuk kita tebak. Termasuk hari-hari menjelang pernikahan yang sebentar lagi akan kamu cecap. Lalu sudah siapkah kamu ?

Bersama sampai tua (mijondsagha.com)