Para peneliti di China telah mengembangkan mesin gelombang mikro "Relativistic Klystron Amplifier (RKA)", yang dapat membuat macet atau menghancurkan satelit di luar angkasa.
Mengutip Asia Times, Perangkat ini dapat menghasilkan ledakan gelombang berukuran 5 megawatt di Ka-band, sebagian dari spektrum elektromagnetik yang semakin banyak digunakan untuk keperluan sipil dan militer.
Meskipun tidak cukup kuat untuk menembak target luar angkasa dari bumi, RKA dapat dipasang ke satelit, yang kemudian dapat digunakan untuk menyerang aset musuh di luar angkasa dengan membakar elektronik sensitif mereka.
Directed Energy Weapons (DEW) adalah sistem yang menggunakan energi elektromagnetik terkonsentrasi untuk merusak atau menghancurkan peralatan dan/atau personel musuh dalam konflik fisik.
# Senjata Bertenaga Tinggi dengan Kekuatan Luar Biasa
Meskipun China menyangkal RKA adalah Directed Energy Weapon (DEW), jika sistem itu dibangun dalam skala besar, itu bisa mengirim sinar yang cukup kuat untuk merobek material logam yang bergerak dengan cepat.
Faktanya, seorang ilmuwan luar angkasa yang berbasis di Beijing mengatakan kepada media secara anonim bahwa teknologi ini dapat berfungsi sebagai senjata bertenaga tinggi,dan kekuatannya "luar biasa untuk dipikirkan."
Ruang angkasa menjadi arena geopolitik yang semakin diperebutkan. Ini terjadi setelah kabar bahwa China sedang menguji kendaraan luncur hipersonik berkemampuan nuklir yang terbang melalui ruang orbit rendah pada Agustus tahun lalu.
Jejeran satelit Starlink tampak di langit malam (starwalk.space)
# Hubungan China dan Elon Musk
Starlink yang merupakan produk satelit dari SpaceX ini merupakan proyek internet yang dikembangkan Elon Musk untuk menyebarkan internet broadband dari luar angkasa ke pengguna di seluruh dunia. Proyek ini kabarnya akan melibatkan puluhan ribu satelit.
China sebenarnya mengagumi Elon Musk akan inovasi dan terobosannya di bidang teknologi. Namun belum lama ini, Musk dan SpaceX dikritik abis-abisan setelah dua satelit Starlink hampir menabrak stasiun luar angkasa milik China tahun lalu.
Para astronot China (tekno.tempo.co)
Selain itu, Starlink tak hanya proyek yang dibuat untuk tujuan komersia, melainkan juga untuk aktivitas militer. SpaceX kabarnya sudah terikat kontrak dengan Kementerian Pertahanan AS. Salah teknologi yang dikembangkan adalah instrumen sensitif yang bisa mendeteksi dan melacak senjata hipersonik di atmosfer.
Hal tersebut tentu membuat China jadi was-was. Itulah kenapa negara ini kemudian mengklaim sedang mengembangkan beberapa perangkat yang bisa menghancurkan satelit.
Waduh, tambah serem aja sih dunia ini.
Stasiun luar angkasa China (nationalgeographic.grid.id)