Bukan Diganggu Genderuwo, Ini Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Ketindihan Menurut dr. Tirta

Hal yang terjadi pada tubuh saat ketindihan menurut dr. Tirta, bantah karena ada gangguan genderuwo.

Ketindihan  sering dikaitkan dengan hal mistis . Beberapa orang yang mengalaminya mengaku tubuhnya seperti ditindih oleh makhluk halus sehingga membuat mereka susah bergerak maupun berbicara. Padahal mereka bisa melihat orang lain di sekitarnya, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suara apapun.

Ada pula dari mereka yang mengaku melihat jin salah satunya sosok genderuwo saat mengalami ketindihan tersebut. Tapi ternyata, makna ketindihan bukanlah berkaitan dengan hal mistis. Dalam dunia medis, ketindihan dikenal dengan istilah sleep paralysis.

Kondisi ini terjadi karena ketidakmampuan temporer tubuh untuk berbicara atau bergerak saat tertidur atau setelah bangun. Sleep paralysis sering terjadi pada orang yang menderita narkolepsi atau gangguan tidur. Meski begitu, sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja.

Melalui kanal YouTube-nya, dr. Tirta pernah memberikan penjelasan soal ketindihan. Dia mengatakan hal ini terjadi karena kondisi tidur yang tidak nyenyak. Jadi otak sudah mengisyaratkan untuk bangun namun di saat yang sama tubuh belum siap untuk bangun.

“Namanya sleep paralysis, yaitu ketika kita tidurnya ngga nyenyak, trus otak kita terbangun tapi badan kita belum siap. Itu biasanya 15 menit, bukan ketindihan genderuwo, kamu enggak usah panik tunggu nanti badan mu bisa gerak,” ungkap dr. Tirta yang dikutip dari YouTube Tirta PengPengPeng.

Sementara untuk perasaan diganggu makhluk gaib, hal ini karena orang yang mengalami sleep paralysis kerap mengalami beragam halusinasi yang terlihat sangat nyata. Jadi mereka seperti mendengar bisikan, merasakan ada tekanan di kepala maupun dada serta melihat figur menyeramkan di dekatnya.

Foto: dr. Tirta (YouTube/Tirta PengPengPeng)

Sleep paralysis juga bisa terjadi karena gangguan mental seperti gangguan kecemasan. Jika hal ini terjadi, maka kamu harus mendapatkan perawatan dengan terapi atau obat-obatan. Selain itu, kamu bisa mengatasi ketindihan dengan tidur teratur selama 6 sampai 8 jam per hari.

Kamu juga harus mengelola stres. Pasalnya, stress bisa memicu otak tidak berhenti bekerja bahkan saat hendak tidur. Saat kamu menyadari tubuhmu tidak bisa digerakkan, tetap rileks dan tenang. Tarik nafas dalam dan hembuskan secara perlahan.

Kamu juga bisa membaca doa perlahan sambil menunggu tubuh bisa digerakkan kembali. Kalau kamu memaksa untuk menggerakkan tubuh, kamu bisa mengalami kesulitan bernapas yang tidak menutup kemungkinan menimbulkan kondisi yang lebih membahayakan untuk tubuh.

Foto: Ketindihan (Suara.com)