Pap smear biasanya dilakukan untuk mengetahui potensi kanker serviks pada perempuan. Umumnya pap smear dilakukan pada perempuan yang telah menikah selama beberapa tahun. Jadi perlukah pap smear untuk perempuan lajang ?
Salah satu penyebab tingginya kasus kanker serviks di Indonesia karena tidak adanya pemantauan pap smear sebagai salah satu cara pencegahan kanker serviks dini. Dan pemeriksaan pap smear dilakukan untuk melihat keberadaan sel kanker dan prakanker pada serviks.
Mengingat kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Maka seharusnya setiap perempuan wajib melakukan pemeriksaan pap smear. Namun apakah perempuan yang masih lajang juga perlu pemeriksaan pap smear seperti pada perempuan yang sudah menikah?
Melansir HealthDetik, dr Hari Nugroho, SpOG mengatakan perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual tidak perlu melakukan pemeriksaan pap smear. Hal ini dikarenakan wanita yang belum pernah melakukan aktivitas seksual maka dia tidak terpapar HPV.
Pap Smear Untuk Perempuan Lajang (via Hello Sehat)
Pemeriksaan pap smear jarang dilakukan pada perempuan yang belum menikah, sebab dikhawatirkan bisa merusak selaput dara. Karena pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan alat yang terbuat dari logam atau plastik yang berupa corong melalui liang vagina. Namun sebenarnya, spekulum kecil pada alat pemeriksaan pap smear tidak akan mengganggu selaput dara.
Meski tidak wajib, namun perempuan yang masih lajang tetap disarankan melakukan pemeriksaan pap smear pada usia 21 hingga 65 tahun setidaknya setiap 2 tahun sekali. Setelah menginjak usia 30 tahun, tes ini dapat dilakukan tiap 3 tahun sekali.
Pap Smear Untuk Perempuan Lajang (via Tempo)
Nah, sekarang sudah paham kan apakah tentang pap smear untuk perempuan lajang perlu atau tidak. Hal ini hanyalah salah satu cara untuk pencegahan kanker serviks sejak dini. Semoga informasi ini bermanfaat.
Pap Smear Untuk Perempuan Lajang (via Bisnis)