Bulan Ramadhan menjadi momen yang dinanti oleh seluruh umat Muslim. Di bulan penuh berkah ini, umat Islam berusaha melakukan yang terbaik dan berlomba-lomba untuk beribadah. Jadi, jangan sampai hal sepele yang kamu lakukan justru mendatangkan dosa besar. Misalnya melakukan chatting dengan pacar .
Mungkin dari kamu ada yang bertanya-tanya, apa hukum melakukan chatting dengan lawan jenis di bulan Ramadhan? Benarkah kegiatan komunikasi itu dapat membatalkan puasa ? Terkait hal ini, ustaz Hanan Attaki memberikan penjelasan. Menurutnya, chatting sebenarnya suatu yang baik.
“Sebetulnya chatting secara umum sih sesuatu yang baik. Chatting itu kan komunikasi ya, ngobrol cuman lewat sosial media. Chatting lewat jalur pribadi, lewat direct message, lewat grup broadcast, segala macam,” ujar Ustaz Hanan Attaki yang dikutip dari kanal YouTube IDN Times.
Yang jadi permasalahan adalah konten apa yang dibahas. Jika berisi obrolan mesra, berusaha cari perhatian hingga terlalu intimate dengan lawan jenis, ustaz Hanan mengatakan, jangankan sama pacar, dengan teman saja ternyata tidak dianjurkan. Jadi, bukan soal dengan siapa chatnya melainkan apa isi chatnya.
“Makanya yang harus kita atur itu adalah jangan sampai kita chat-nya terlalu hal-hal yang personal, pribadi, yang sensitif, yang sebetulnya ada batasan antara laki-laki dan perempuan,” sambung Ustaz Hanan Attaki.
Lebih lanjut, ulama yang identik dengan gaya anak muda itu mengingatkan pacaran hanya boleh dilakukan setelah akad 'saya terima nikahnya'. Jika memang belum halal, kamu harus menahan diri jadi isi chat pin harus diatur agar tidak menjadi dosa dan kelewat batas apalagi jika dilakukan dengan lawan jenis.
Foto: Ustaz Hanan Attaki (DailyAsia)
“Jangan sampai kita nanti masuk celah-celah setan untuk merusak hubungan di antara kita yang tadinya cuma sahabat, tiba-tiba jadi TTM (Teman Tapi Mesra), yang akhirnya ada yang kecewa di-harkosin (harapan kosong) atau di-php-in (pemberi harapan palsu) misalnya, kan itu jadi gak enak semua ya,” jelasnya.
Ustaz Hanan Attaki pun menyarankan daripada chatting yang membuat baper dan patah hati nanti ujungnya saat puasa, lebih baik berkomunikasi untuk sesuatu yang bisa memberikan motivasi dalam kebaikan. Intinya jangan chat yang sifatnya terlalu intimate dan berlebihan.
Namun jadikan chat yang kita kirimkan sebagai watawa saubil haq, watawa saubis sobr. “Saling chat tentang kebenaran atau saling chat tentang memberi motivasi supaya sabar. Maka itulah chat-nya orang yang beriman,” tandas Ustaz Hanan.
Foto: Ilustrasi Chat Dengan Pacar (Tribun)