Siapa nih yang kemarin nonton MotoGP di Mandalika? Pasti tau kan berita apa yang sepekan terakhir ini mencuri perhatian? Yup, cerita tentang Rara Istiati Wulandari sang pawang hujan itu pun kian ramai menghiasi layar kaca maupun media sosial.
Namun, ada catatan menarik lainnya nih yang menjadi sisi lain MotoGP Mandalika kemarin. Hal itu adalah meroketnya harga penginapan di sana.
Menurut para usher atau SPG yang bertugas di Mandalika, hotel-hotel maupun homestay dadakan, harga per malamnya menjadi tidak masuk akal. Alasan tersebut dilakukan sang pemilik bukan karena tanpa sebab.
Hotel dan homestay semuanya penuh saat MotoGP Mandalika digelar. Bahkan harga menginap per malamnya melambung tinggi hingga 300%. Alih-alih menginap di hotel, akibatnya beberapa SPG justru terpaksa menginap di rumah penduduk.
Kenaikan harga hotel dan penginapan ini kemudian dikeluhkan oleh sebagian penonton maupun para staf yang bertugas di area sirkuit Mandalika, terutama mereka yang berasal dari luar Lombok.
Hingga salah seorang SPG asal Malang yang tidak mau disebut namanya ini menyatakan tidak memilih menginap di hotel-hotel kelas melati. Ia bersama teman-teman seprofesinya mengontrak di rumah penduduk agar lebih irit selama MotoGP Mandalika berlangsung.
"Mahal benar Mas. Masak biasanya semalam Rp400 ribu, sekarang naik jadi Rp1,5 juta sampai Rp1,7 juta per malamnya. Kan ini masih pandemi, harusnya lebih murah. Saya dapatnya di Mataram, kira-kita sejam dari sirkuit," ungkapnya.
Lain halnya Dewi, usher asal Bali yang bertugas di VIP Deluxe Class sirkuit Mandalika. Lantaran harga hotel membumbung tinggi, dia terpaksa diinapkan oleh event organizernya di rumah penduduk yang disewa.
Harga Hotel dan Penginapan di Lombok Melonjak saat Gelaran MotoGP (Suara NTB)
Ia dan teman-temannya menginap di kamar-kamar rumah penduduk. Setiap kamar diisi 2 hingga 4 SPG. Apalagi dia dan teman-temannya cuma dibayar Rp600 ribu sampai Rp700 ribu sehari dalam event MotoGP Mandalika.
"Kalau hotel selain sudah penuh semua, sewa rumah lebih murah. Kebetulan dapat yang lumayan bagus. Modelnya per kamar, satu kamar ditempatin 2 sampai 4 orang," ujar Dewi yang menempuh jalur darat, baik berangkat maupun pulang dari Bali ke Lombok dan sebaliknya.
Mereka yang menginap di daerah Selong Belanak, Lombok, mengaku membayar hotel dengan harga lebih tinggi. Dari normalnya per malam Rp500 ribu, melonjak menjadi Rp3 juta per malam.
"Katanya normalnya sih Rp500 ribu sampai Rp700 ribu. Pas ada MotoGP, naik jadi Rp3 juta semalam," kata Arif, salah satu pegawai yang bekerja untuk sebuah brand otomotif asal Malaysia, yang kebetulan membuka booth di area luar sirkuit. Arif dan temannya diketahui mengisi satu kamar untuk berdua.
Cerita Sedih Para SPG Mandalika, Tidur di Rumah Penduduk karena Hal Ini (Otoasia.com)