Memanfaatkan aplikasi food delivery memang menyenangkan. Kamu nggak perlu repot pergi ke resto, tinggal duduk manis makanan pun siap diantar. Kaum mageran sudah pasti happy, nih.
Selain itu, biasanya kamu juga bisa mendapatkan banyak potongan harga jika memesan melalui aplikasi daripada dine in atau take away di resto. Ini yang paling menggiurkan. Apalagi, ketika pandemi Covid-19, tentu akan lebih aman sekaligus menghindari kerumuman.
Namun, kebiasaan food delivery justru bikin masalah baru. Jika tidak diolah dan didaur ulang dengan baik, maka itu akan terus bertambah. Oleh karena itu, sebagai salah satu kota terdampak, Bali membuat program edukasi bertajuk Yok Yok Ayok Daur Ulang!
Sejalan dengan hal tersebut, Drs. I Made Teja selaku kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali mengakui bahwa peraturan lockdown sempat meningkatkan jumlah sampah di Bali.
Dalam konferensi pers pada hari Kamis (3/2/2022) lalu, ia berujar, "Mengurangi aktivitas di luar ruangan sangat berpengaruh dengan peningkatan sampah, terutama sampah PS Foam atau Styrofoam."
Kebijakan pengelolaan sampah tertuang di dalam Peraturan Gubernur (Pergub) 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber. Pergub itu menyebutkan bahwa penghasil sampah dalam pengelolaan sampah wajib menggunakan barang dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Menurut Teja, naiknya sampah, seperti sampah PS Foam, selama pandemi berbanding lurus dengan meningkatnya kebiasaan layanan food delivery akibat pembatasan aktivitas luar rumah.
Ya, dalam kondisi seperti sekarang, tentunya kebutuhan kemasan makanan agar tetap terjaga keamanannya dari berbagai kontaminasi sangat dibutuhkan. Oleh karenanya, para pedagang memilih kemasan yang efektif untuk menjaga makanan itu, salah satunya ialah kemasan berbahan PS Foam. Selain aman, bahan ini juga terjangkau.
Nah, ini yang paling menarik. Ternyata, PS Foam berbahan dasar Polystyrene mampu didaur ulang berkelanjutan hingga 100 persen. Waw! Oleh karena itu, polystyrene diklaim menjadi sesuatu yang berdampak baik dari segi penghijauan dan ekonomi.
Food Delivery Bikin Jumlah Sampah Makin Menumpuk (Deliverect)
Lebih dari itu, dibukanya kembali pariwisata bagi pelancong mancanegara diperkirakan memberi andil terhadap sampah di Bali. Karena itulah, untuk mengantisipasi penumpukan sampah, tata kelola sampah secara holistik diperlukan.
"Jika sudah dikelola dengan baik, sampah ini akan kembali menjadi barang ekonomi," timpal Putu Ivan Yunatana, Founder dari Bali Waste Cycle dan Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia.
Yuk, kita juga mulai kurangi sampah dari sekarang, Gengs!
Food Delivery Bikin Jumlah Sampah Makin Menumpuk (Kalteng Today)