Di Indonesia, mungkin kamu sering mendengar istilah ‘makin banyak anak, makin besar rezeki yang didapatkan’. Konsep ini bisa dibilang masih diterapkan baik di desa maupun kota. Jadi bukan hal yang aneh jika Indonesia menduduki posisi empat di daftar negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia.
Rupanya, negara lain juga ada yang menerapkan ungkapan ‘makin banyak anak, makin banyak rezeki’. Pasalnya, di beberapa negara bahkan memberikan tunjangan dengan nilai fantastis untuk warganya yang mau berhubungan seks dan melahirkan anak. Hal ini berkaitan dengan angka kelahiran yang rendah di negara mereka. Mana saja negara yang memberikan tunjangan untuk warganya yang memiliki anak? Scroll yuk!
1. Singapura
Singapura memiliki tingkat kesuburan terendah di dunia yakni hanya 0,81 anak per wanita. Pada Agustus 2012, pemerintah bahwa menyelenggarakan National Night yang bertujuan untuk mendorong pasangan agar mau memiliki anak. Setiap tahun, pemerintah Singapura bahkan menghabiskan sekitar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp22,9 triliun untuk program agar penduduk mereka lebih banyak berhubungan seks.
Tidak hanya itu, sebelum pandemi Covid-19 Singapura memberlakukan sistem ‘bonus bayi’, yakni pemerintah memberikan bantuan hingga 10.000 SGD atau sekitar Rp106,8 juta bagi orang tua yang memenuhi syarat. Namun, sistem bonus itu kabarnya masih belum bisa membuat Singapura keluar dari masalah rendahnya angka kelahiran.
2. Korea Selatan
Korea Selatan tercatat dengan tingkat kesuburan hanya 1,25 anak per wanita. Alhasil, pemerintah negara ini mengambil langkah apapun yang bisa dilakukan untuk mempromosikan kehidupan berkeluarga. Pemerintah bahkan menawarkan insentif uang tunai pada orang-orang yang memiliki lebih dari satu anak. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah memberikan uang hibah sebesar 100 juta won atau sekitar Rp1,2 miliar untuk pasangan yang bisa memiliki tiga anak.
3. Jepang
Berhubungan seks menjadi sesuatu yang membosankan di Jepang. Hal ini juga yang menyebabkan angka kelahiran di Jepang mengalami penurunan. Dilaporkan, tingkat kesuburan orang Jepang begitu rendah sejak 1975. Banyak pria yang memilih untuk mengurung diri di dalam kamar. Kondisi ini akhirnya menjadi budaya. Seiring dengan hal ini, pemerintah Jepang mengiming-imingin warganya dengan uang sekitar Rp263 juta untuk kelahiran anak ketiga mereka. Tidak hanya itu saja, pemerintah Jepang juga menyiapkan tunjangan untuk pengantin baru.
4. Rusia
Rusia mengalami penurunan angka kelahiran karena generasi yang menjadi orangtua saat ini lahir pada 1990-an. Angka kelahiran turun secara drastis karena ketidakpastian ekonomi. Hal ini juga disebabkan karena kemiskinan membuat orang tidak ingin memiliki keturunan. Oleh sebab itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyiapkan anggaran sebesar USD 6,5 miliar atau senilai Rp 89 triliun untuk meningkatkan angka kelahiran di negaranya.
Menurutnya, pertumbuhan penduduk alami sangat penting bagi masa depan Negeri Beruang Merah tersebut. Pemerintah pun menawarkan insentif keuangan baru untuk meningkatkan angka kelahiran dengan berjanji akan memberikan uang sekitar USD 7.600 atau Rp103 juta kepada semua perempuan yang melahirkan. Sebelumnya, dana tersebut hanya diberikan sekali kepada keluarga dengan dua anak.
5. Finlandia
Finlandia terkenal sebagai negara yang menjunjung tinggi pendidikan. Tapi sayangnya, tidak banyak yang pergi ke sekolah karena angka kelahiran yang semakin kini semakin merosot. Bahkkan ada sebuah kota bernama Lestijarvi bahkan hanya sempat menghasilkan 1 anak dalam jangka waktu 1 tahun. Menanggapi hal ini, pemerintah Finlandia memberikan tunjangan bagi orang tua baru sebesar EUR 10 ribu atau Rp155 juta. Tunjangan ini baru akan dibayarkan dalam kurun waktu 10 tahun.