Aya Canina, eks personil Amigdala, tiba-tiba membuat pernyataan mengejutkan. Dalam unggahan di media sosial, dia mengungkap alasannya hengkang dari grup yang telah dia besarkan tersebut. Ternyata penyebabnya adalah kekerasan yang dilakukan salah satu personil kepada dirinya.
Dalam unggahannya, Aya mengungkap adalah pelaku kekerasan tersebut tak lain adalah mantan kekasihnya. Sedihnya, saat hal itu terjadi, Aya mengaku tidak mendapat dukungan dari personil lain. Walaupun mengaku akan membantu, rekan band yang lain nyatanya tak benar-benar menunjukkan aksi nyata.
"Saya merasa tidak didukung penuh, bahkan setelah pengakuan itu saya beberkan. Saya ingat si drummer pernah bilang, 'jangan takut. Kalau perlu bantuan, aku akan bantu'. Tapi dia tidak pernah menghubungi saya, bahkan sekedar memastikan apakah saya masih menerima ancaman dari mantan saya? Tidak. Tidak pernah sampai detik ini (sang drummer menghubungi)," tulis Aya dalam unggahannya.
Pihak Amigdala memang belum memberikan pernyataan resmi terkait hal ini. Namun terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pihak yang mungkin abai dengan munculnya kekerasan yang melanggar hak asasi wanita sebagai manusia.
Aya Canina (via Liputan6)
Walaupun saat ini sudah banyak lembaga atau pusat bantuan untuk menangani masalah kekerasan pada perempuan, nyatanya hal ini masih banyak terjadi di masyarakat. Hampir setiap hari kita masih menemukan headline pemberitaan yang mengabarkan penganiayaan, pemukulan, bahkan tindakan yang berujung kematian pada perempuan.
Angka kekerasan yang tinggi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya pandangan sebagian masyarakat yang menempatkan laki-laki pada posisi tertinggi. Hal ini tercermin pada pola asuh sebagian besar orangtua yang menuntut perempuan merendahkan ego demi laki-laki.
Kekerasan pada perempuan (via Tirto)
Kondisi fisik yang lebih lemah juga sering menjadi alasan kenapa banyak perempuan masih sering menjadi obyek bullying dan kekerasan. Ditambah lagi, masih banyak masyarakat yang menganggap kekerasan sebagai hal lumrah demi melatih mental seseorang.
Semua hal itu seolah tercermin dari kasus yang diungkap oleh Aya Canina. Dia merasa tidak nyaman dengan kekerasan yang dialami, namun merasa orang lain justru menganggapnya sebagai hal yang tak perlu dipermasalahkan. Padahal, dampaknya bisa sangat besar jika tak ditangani dengan serius. Jadi, berhentilah menutup mata karena kekerasan pada perempuan adalah masalah serius yang harus segera ditangani.
Kekerasan pada perempuan (via Klikdokter)