Seorang warganet bernama Abdul Haris Asfie menuliskan pernyataan di Facebook jika setelah Omicron , aka nada varian COVID-19 yang muncul bernama Florona. Dalam postingannya ia menyebut jika Florona lebih berbahaya dari Omicron.
Kementerian Kesehatan pun memberikan bantahan dan dengan tegas pernyataan tersebut adalah tidak benar karena diduga menyesatkan.Florona dipercaya bukan varian baru melainkan istilah yang digunakan sebagai sebutan orang yang terinfeksi virus influenza dan corona secara bersamaan.
Dilansir dari situs covid19.go.id, Epidermolog dari Universitas Gadjah Mada Bayu Satria Wiratama meluruskan terkait viral pernyataan kemunculan Florona. “Florona lebih ke infeksi bersamaan antara influenza dengan COVID-19, Itu sebutan dari ilmuwan yang menemukan bukan nama resmi atau varian,” ujar Bayu.
Menurut penjelasan WHO, tidak ada varian Florona yang masuk dalam bagian virus COVID-19. Sebab nama-nama varian antara lain Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron. Memang ada negara yang menemukan kombinasi infeksi ini yang harus mendalami penelitaan terkait kemunculan Florona.
Adapun tingkat keparahan yang ditimbulkan seseorang yang terjangkit bergantung dari kondisi penyakit penyerta atau komorbid pasien itu. Berdasarkan data yang terkumpul ditegaskan bahwa varian Florona hanya hoaks atau tidak benar.
Varian COVID-19 Omicron (Kompas.com)
Pelan namun pasti setelah Omicron masuk ke wilayah Indonesia jumlah kasus positif COVID-19 mulai merangsek naik. Hingga Kamis (20/1) terdapat penambahan sekitar 2.100 kasus baru yang terpapar COVID-19 di Indonesia.
Pemerintah pun sudah meminta agar masyarakat kembali menjalani beberapa aturan untuk melakukan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, hingga menghindari kerumunan agar varian COVID-19 Omicron bisa mereda di Indonesia.
Varian COVID-19 Omicron (Regional Kontan)