Banyak orang mendambakan kulit yang putih karena terlihat lebih bersih dan sehat. Kulit eksotis vs kulit putih, sebenarnya mana yang lebih awet muda dan sehat?
Ternyata, warna kulit menjadi faktor penting dalam menghadapi masalah photoaging atau penuaan akibat paparan sinar UV dari matahari yang berkepanjangan, seperti bintik-bintik cokelat, warna kulit belang, kerutan, keriput, dan garis-garis halus.
Semakin gelap kulit kamu, semakin besar besar kantong di sel-sel kulit yang dikenal sebagai melanosom. Di dalamnya mengandung pigmen melanin yang lengket. Melanin berperan sebagai pelindung kulit dari sinar UV.
Melanin juga dapat menyerap dalam jumlah besar semua jenis energi lainnya, seperti mesin sinar-X dan energi yang terbentuk selama metabolisme sel. Maka dari itu, dibandingkan kulit putih, kulit eksotis lebih mampu menetralkan efek berbahaya dari energi-energi tersebut.
Kulit Eksotis vs Kulit Putih (via Only Elisa Knows)
Jumlah melanin yang lebih besar memberi perlindungan orang dengan kulit eksotis terhadap kerutan dan kanker kulit, lebih baik dari kulit putih. Meskipun demikian, tidak berarti mencegah pemilik kulit eksotis dari kanker kulit sepenuhnya. Penyanyi legenda Bob Marley meninggal karena kanker yang menyebar ganas di jempol kakinya.
Memang, tanda penuaan pada orang dengan kulit eksotis berpotensi tertunda sehingga tampak lebih awet muda dibanding dengan orang kulit putih. Namun, bukan berarti bebas sepenuhnya, ya. Kulit eksotis ternyata lebih rentan terhadap timbulnya bercak-bercak coklat pada kulit.
Kulit Eksotis vs Kulit Putih (via GitaCinta com)
Kulit eksotis vs kulit putih, tidak ada yang bisa terlepas dari kerusakan akibat penuaan. Meskipun kadar melanin dipengaruhi oleh jenis warna kulit , tapi penundaan tanda-tanda penuaan pada kulit bisa dilakukan dengan menggunakan sunscreen dan pelembab setiap hari.
Kulit Eksotis vs Kulit Putih (via Lifestyle Kompas)