Jadi begini nih, sebut aja sebuah desa yang namanya Kumayan. Desa itu ada di kawasan Sumatera Selatan. Nah, di desa inilah awal mula legenda 7 manusia harimau itu.
Para manusia harimau itu adalah penguasa di Kumayan. Karena penguasa, warga Kumayan mesti ngikuti semua perintah dan sabda para manusia harimau. Selain penguasa, para manusia harimau itu adalah pelindung keberadaan desa dan warganya.
Jadi, kalau ada apa-apa sama desa dan warga, para manusia harimau bakal membelanya. Legenda 7 harimau di Kumayan itu adalah cerita di novel karangan Motinggo Busye. Tapi biar novel, ternyata novel itu diangkat dari kisah nyata.
Kisah yang jadi inspirasi novel Motinggo Boesjoe adalah legenda manusia harimau di Bukit Sarang Macan, Lebong, Bengkulu. Buat masyarakat lokal, Bukit Sarang Macan juga sering disebut sebagai tempat harimau jadi-jadian.
Ga jelas apakah jumlah manusia harimau di sana ada berapa. Apa sama kayak legenda 7 manusia harimau di Kumayan. Atau beda. Tapi yang jelas, para manusia harimau itu bakal menampakkan diri kalo kondisi warga lagi ga beres. Semacam ngasih peringatan gitu.
Kepercayaan soal legenda manusia harimau itu masih ada sampai sekarang nih. Mereka beneran percaya kalo sampe ada harimau turun ke kampong, pasti ada yang lagi ga beres di kampung.
Kalo masalahnya udah gede banget, manusia harimau bakal makan hewan piaraan warga. Itu dianggep sebagai peringatan buat warga kampung. Warga kampung pun ga masalah dengan keberadaan manusia harimau ala legenda 7 manusia harimau itu.
Penampakan novel yang keren itu (tokopedia.com)
Sayangnya, warga ga bisa bedain mana manusia harimau dan mana yang harimau biasa. Tapi biarpun begitu, warga percaya sama kebajikan alam gitu deh. Mereka juga nganggep kalo harimau bikin masalah, berarti itu dianggep balesan atas perbuatan warga.
Mereka percaya, kodrat manusia dan harimau itu sebenernya saling nguntungin. Harimau dianggep bukan ancaman buat warga. Malah warga sebenarnya santai-santai aja sama harimau.
Cuma ya kalo ada orang yang bikin ulang di hutan atau kampung, bakal ada balesannya tuh. Nah, balesannya ini ya didatengi harimau ngamuk.
Soalnya warga percaya, harimau adalah penguasa alam sebenarnya. Ada juga kepercayaan kalo harimau di hutan punya kerajaan sendiri. Dan punya sistem pemerintahan sendiri. Gokil ga tuh?
Untungnya kepercayaan itu punya efek positif. Warga ga bakal ngutak-atik hutan. Soalnya kalo sampe mereka ngutak-atik hutan, bakal berurusan sama harimau, dong. Dan mereka menghindari masalah itu.
Salah satu sudut Bukit Sarang Macan dan warganya (liveindonesia.id)
Salah satu lokasi di hutan kawasan Bukit Sarang Macan (mongabay.co.id)