Erupsi yang terjadi di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12) pukul 15.00 WIB membuat Desa Lumajang hancur. Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati melaporkan bahwa sebagian rumah warga di Dusun Curah Kobokan, Lumajang, Jawa Timur, rusak akibat awan panas guguran Gunung Semeru.
Hal tersebut memaksa para warga untuk mengungsi dari dusun tersebut. "Hampir semua rumah hancur di Curah kobokan, sebagian besar (warganya) mengungsi di Balai Desa Penanggal," kata Indah lewat keterangan tertulis seperti dikutip Kompas.com dari Antara, Minggu (5/12/2021).
Dari data BNPB, erupsi yang terjadi di Semeru menyebabkan 13 korban meninggal dunia dan puluhan orang terluka. Sedangkan kawasan Desa Lumajang benar-benar hancur karen berada di kawah gunung berapi.
Namun dilansir dari Atlas Obscura, ada sebuah desa di Laut Filipina Jepang, bernama Aogashima, berhasil berdiri meskipun berada di pulau vulkanik tropis.
Aogashima sendiri merupakan gunung yang masih aktif dan terakhir kali meletus di tahun 1785. Tentu, kondisi tersebut membahayakan para warga yang tinggal di sekitarannya.
Tetapi sudah lebih dari 50 tahun lebih, para penduduk yang sebelumnya melarikan diri, kini sudah kembali ke pulau itu. Walaupun jaraknya dari Tokyo adalah 358 km, Aogashima menjadi bagian wilayah Tokyo dan di bawah naungan pemerintah Prefektur Tokyo.
Dikutip dari Geologyin, walaupun gunung di Pulau Aogashima termasuk ke dalam gunung berapi kelas C, gunung tersebut harus tetap diwaspadai karena dapat meletus kapan saja.
Tetapi para warga di sana masih merasa tenang-tenang saja. Bahkan, sebagian penduduknya juga ada yang tinggal persis di dinding kawah.
Desa Aogashima terletak di kawah gunung berapi, namun penduduknya sama sekali tak cemas soal potensi gunung meletus (arinoki.com)
Kebanyakan para warga Pulau Aogashima bekerja sebagai petani, namun ada juga yag menjadi pegawai pemerintahan.
Mereka sendiri sebenarnya tahu bagaimana kondisi dahsyatnya letusan Gunung Aogashima. Tetapi, mereka masih saja bertahan untuk berada di sana, karena menganggap jika kejadian letusan itu sudah berlalu selama 230 tahun.
Desa Aogashima terletak di kawah gunung berapi, namun penduduknya sama sekali tak cemas soal potensi gunung meletus (arinoki.com)