Sebuah toko online fesyen satu ini tampak berbeda dari kebanyakan toko lainnya. Dimana, mereka menawarkan produk-produk berbahan kulit. Namun yang membuat terkejut adalah mereka tak memakai kulit dari hewan. Melainkan kulit manusia dan organ lainnya.
"Terbuat dari kulit terbaik, serta menghadirkan wajah manusia di permukaan jaket, gigi di sepatu dan darah manusia yang mengalir dari tas," demikian produk-produk tersebut dideskripsikan.
Eits, tunggu dulu. Sebelum kamu menganggap ini semua dengan serius, nyatanya ini hanyalah toko fiktif yang dibuat oleh PETA, yakni organisasi internasional penyayang binatang.
Toko tersebut adalah salah satu bentuk kampanye PETA buat menyadarkan para manusia betapa kejamnya pembunuhan dan penyiksaan hewan hanya untuk produk fesyen.
Nah, gimana jadinya tuh kalo yang dipakai justru kulit manusia buat barang-barang fesyen? Inilah pertanyaan yang muncul oleh PETA sehingga mendasari mereka buat bikin kampanye ini.
"Sapi yang memiliki kulit itu, ketakutan dan kesakitan di sebuah rumah pemotongan, seperti halnya kita kalau berada di situasi yang sama," kata Wakil Presiden Eksekutif PETA Tracy Reiman seperti dikutip New York Post baru-baru ini.
PETA membuat kampanye soal tren fashion yang menggunakan kulit hewan (via detik.com)
PETA menamai tokonya dengan sebutan 'Urban Outraged', yang diartikan sebagai kemarahan masyarakat urban. Tetapi, PETA sebenarnya lagi menyindir Urban Outfitters, yaitu sebuah brand peritel fesyen asal Amerika.
Kampanye ini juga diikuti dengan beberapa foto hasil editan yang menyerupai bentuk asli. Ada ikat pinggang yang rupanya seperti dari kulit manusia dengan bagian dalamnya yang terekspos. Lalu ada juga jaket kulit yang penuh dengan luka bekas siksaan.
Tentu saja, produk-produk fiktif itu tidak dijual beneran, yah. Namun biar begitu, PETA sangat berharap jika manusia bisa merasakan efek jera dari kampanye mereka.
"Urban Outraged PETA menantang para pembeli untuk melihat langsung individu yang berada di balik kulit hewan yang dipajang di toko," ujar Reiman.
PETA membuat kampanye soal tren fashion yang menggunakan kulit hewan (via detik.com)