Pemberian penghargaan dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) dan The Habibie Institute For Public Policy and Governance (HIPPG) kepada beberapa pihak terkait penghargaan inovasi pencegahan stunting.
Hasto Wardoyo selaku Kepala BKKBN menganggap inovasi ini menjadi hal penting untuk dapat mencapai dan mempercepat penurunan fenomena stunting di Indonesia.
Dirinya berharap dengan inovasi-inovasi ini dapat menghasilkan revolusi perubahan cara berpikir penurunan stuntung di daerah-daerah.
"Saya senang sekali pada kesempatan kali ini karena banyak sekali inovasi-inovasi yang membawa perubahan yaitu menjadi perubahan untuk mengubah tatanan, kemudian ada cara-cara baru," kata Hasto dalam acara anugerah Inovasi Cegah Stunting yang disiarkan virtual, Kamis, 25 November.
Melihat adanya inovasi ini, Hasto sangat optimis bahwa amanat dari Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka stunting 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai.
"Saya berharap kegiatan-kegiatan apresiasi seperti ini bisa secara periodik dilakukan dan saya berharap kepala-kepala daerah juga melakukan kegiatan apresiasi. Barangkali di tingkat lokal, kabupaten/kota, maupun provinsi, berilah penghargaan kepada mereka-mereka yang sudah bekerja," jelas Hasto.
Selain itu, Direktur Eksekutif HIPPG FIA UI Widya Leksmanawati Habibie menjelaskan bahwa ada 185 peserta yang mengikuti seleksi inovasi cegah stunting ini. Pengiriman proposal inovasi ini tersebar di 95 kabupaten/kota di 26 provinsi, dengan 6 pilihan kategori.
Provinsi yang mengirimkan proposal terbanyak dari Jawa Tengah yaitu dengan 31 proposal. Kabupaten/kota yang mengirimkan proposal terbanyak dari Kota Kendari dengan 13 proposal.
"Semua proposal yang masuk cukup inovatif dan kreatif, sehingga tim juri sangat sulit menentukan inovasi yang terbaik. Berdasarkan kriteria penilaian, akan dipilih 12 kombinasi yang akan memperopeh penghargaan yang terbaik," ucap Widya.
Berikut adalah penerima penghargaan Inovasi Cegah Stunting:
1. Kategori edukasi masyarakat
- Juara utama dianugerahkan kepada Sumarji dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dengan inovasi Ceting E Abah Kolel.
- Juara kedua dianugerahkan kepada Karimatur Rizqi dari Pekalongan, Jawa Tengah, dengan inovasi Puspa Kuning.
2. Kategori kolaborasi lintas sektor
- Juara utama dianugerahkan kepada Sofiana Nur Khasanah dari Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, dengan inovasi Sehati.
- Juara kedua dianugerahkan kepada Bupati Malinau Wimpi W.Mawa dari Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, dengan inovasi Aksi Stunting.
3. Kategori penggunaan teknologi informasi
- Juara utama dianugerahkan kepada Rosmala Nur dari UNTAD Palu, Sulawesi Tengah, dengan inovasi Mom's Care.
- Juara kedua dianugerahkan kepada Tuti Roswati dari sumedang, Jawa Barat, dengan inovasi Simpati.
4. Kategori pemberdayaan masyarakat
- Juara utama dianugerahkan kepada Dedik Kurniawan dari Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan inovasi UKM Flash.
- Juara kedua dianugerahkan kepada Ramalis Subandi dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan inovasi Ruang Riung Ceria.
5. Kategori pengolahan pangan lokal
- Juara utama dianugerahkan kepada Suharmianti Mentari dari Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, dengan inovasi Gasing Permata.
- Juara kedua dianugerahkan kepada Dwi Fajar Ulfa dari Jakarta Utara, DKI Jakarta, dengan inovasi Beting Manja.
6. Kategori lainnya
- Juara utama dianugerahkan kepada Kamaria K. Lamanele dari Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dengan inovasi Gerobak Cinta.
- Juara kedua dianugerahkan kepada Yuzak Totok Krido Saksono dari Kabupaten Tolikara, Papua, dengan inovasi Gizi 1.000 HPK.