Perjalanan setiap seorang mualaf biasanya memiliki perjalanan spiritual yang berbeda-beda. Termasuk perjalanan mantan Vice President Samsung Indonesia, Lee Kang Hyun.
Semuanya berawal saat Lee memiliki kecintaan yang begitu besar terhadap Indonesia melalui ajang pena. Ia memiliki sahabat pena yang kebetulan merupakan warga Indonesia. Di tahun 1989, Lee memutuskan untuk mengunjungi temannya itu di Aceh.
Betapa senangnya ketika Lee disambut dengan hangat oleh keluarga sahabatnya tersebut, hingga membuatnya betah untuk tinggal berlama-lama. Saat pulang ke Korea, Lee selalu teringat akan keramahan orang Indonesia. Inilah yang memutuskannya untuk datang kembali ke Indonesia.
"Ketika pulang ke Korea, mereka selalu muncul dalam mimpi saya. Benar-benar ingat terus," ujar Lee, seperti dikutip dari kanal YouTube Ilham TV, Selasa (16/11/2021)
Agar mudah dalam berkomunikasi, Lee memutuskan untuk belajar bahasa Indonesia. Bahkan, ia mengambil pendidikan khusus selama 1 bulan di Universitas Indonesia (UI).
Lalu pada tahun 1991, Lee diterima bekerja di Samsung. Dan saat itu pula ia mendapatkan kesempatan untuk bertugas di Samsung Indonesia.
Dalam usianya yang masih cukup muda, Lee bekerja dengan sangat keras dibandingkan rekan-rekannya. Hingga suatu hari, ia mendapatkan kesempatan untuk ditugaskan ke luar negeri. Ditambah lagi, ia juga mesti menguasai kondisi pasar bisnis sesuai kebijakan Pemerintah Indonesia.
Kisah perjalanan spiritual Lee Kang Hyun saat menjadi mualaf (via okezone.com)
Karena keingin tahuannya yang tinggi, ia semakin fasih berbahasa Indonesia dan mulai mengenali berbagai budaya Nusantara. Namun, Lee merasa ada sesuatu yang menghalanginya dengan masyarakat sekitar, yakni pengetahuannya soal Islam sebagai agama mayoritas.
"Agama di sini (Indonesia) sudah menjadi bagian kehidupan. Berbeda sekali dengan di Korea. Di Korea mayoritas memilih tidak beragama, dan hal itu tidak jadi masalahâ, ungkapnya.
Lalu tak lama dari itu, Lee mulai mengenal Islam dari temannya. Satu hal yang membuatnya tertarik untuk mempelajari Islam ialah saat ayah temannya yang selalu mengajarkan ilmu agama melalui pengajian.
Sedangkan ibu temannya adalah pendiri panti asuhan. Sejak saat itulah, Lee mempelajari Islam lebih dekat. "Jadi saya benar-benar melihat sendiri bagaimana Muslim berperilaku. Kemudian saya diajari sholat," ujarnya. Perlahan Lee makin yakin dengan Islam.
Kisah perjalanan spiritual Lee Kang Hyun saat menjadi mualaf (via okezone.com)
Di tahun 1994, ia memutuskan menjadi seorang mualaf dan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Selama perjalanan menjadi mualaf, Lee mengaku cukup kesulitan. Apalagi ketika ia pulang ke Korea dan harus menjalani bulan puasa. Tetapi, berjalannya waktu, ia semakin terbiasa karena teman-temannya di Korea sangat menghormatinya. Uniknya lagi, Lee sempat mendapat panggilan pak haji oleh para karyawannya di kantor.
"Nama saya KH Lee, mungkin orang-orang memanggil 'Kiai Haji Lee', jadi sekalian didoakan," katanya.
Lee mengatakan, sementara ini ia belum tahu kapan pastinya akan berangkat menunaikan ibadah haji.
Hingga saat ini, Lee masih belum tahu pasti kapan ia akan berangkat menunaikan ibadah haji. Tetapi dirinya sudah sempat melaksanakan umrah sebanyak 2 kali.
Dalam perjalanannya saat umrah, Lee mengatakan banyak hal besar yang tak bisa ia jelaskan secara gamblang. Dan Lee benar-benar bersyukur karena bisa menjadi seorang muslim.
Kisah perjalanan spiritual Lee Kang Hyun saat menjadi mualaf (via okezone.com)