Biasanya seseorang yang terpapar COVID-19 menjalani proses pemulihan selama 14 hari hingga dinyatakan sembuh atau negatif. Namun hal itu tidak dialami oleh seorang wanita yang juga seorang penyintas atau survivor kanker yang selama setahun jalani pemulihan dari COVID-19.
Identitas wanita itu memang dirahasiakan. Namun menurut Science Magazine, ia berusia 47 tahun dan pertama kali terpapar COVID-19 pada tahun 2020, sekitar bulan April. Kala itu memang virus asal China mulai masuk ke Amerika Serikat.
Wanita itu pun langsung melakukan perawatan di National Institutes of Health (NIH) di Maryland, Amerika Serikat. Ia pun kondisinya mulai membaik dan memutuskan pulang ke rumah. Setibanya di rumah justru kesehatan wanita itu mengalami pemburukan.
Sejumlah peneliti membandingkan genom dari sampel yang telah dikumpulkan selama infeksi awal dengan infeksi yang baru, ternyata virusnya masih sama. Artinya virus yang sama sejak terpapar pertama sulit hilang dari tubuhnya.
Dugaannya virus itu tidak bisa hilang dari pasien itu karena si wanita memiliki sistem kekebalan yang mengalami ganguan. Hal itu terjadi karena si pasien melakukan pengobatan limforma atau kanker di bagian sistem kekebalan,
Ilustrasi Pasien COVID-19 (Kompas.com)
Memang beberapa pasien kanker ada yang mudah terpapar COVID-19 karena imun tubuh mereka yang tidak dalam kondisi baik. Selain mudah terpapar, saat terpapar pun pasien kanker ada yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan.
Setelah melakukan pengobatan, akhirnya wanita itu pun dinyatakan sembuh dari COVID-19 pada bulan April 2022. Wanita itu tidak sekali melakukan tes karena dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang valid.
Virus COVID-19 (CNBC Indonesia)