Teman egois pasti pernah kalian temui. Bisa di lingkungan sekolah, kerja, atau rumah. Sifat seperti itu pasti ada di diri setiap orang. Jadi nggak perlu khawatir atau cemas. Wajar kok.
Yang sering bikin KZL mungkin adalah ketidaksiapan kamu menghadapi teman egois. Padahal jika kamu mencoba sabar dan memahami, pasti ada alasan-alasan yang membuat temanmu bersikap seperti itu.
Biar kamu lebih memahami teman, coba deh baca penjelasan di bawah. Mungkin satu dari lima ini sedang atau sudah ia alami. Hal itulah yang menjadikan dirinya bersifat egois. Dan sebagai teman yang baik, sudah menjadi tugas kamu untuk mengajaknya menjadi pribadi yang lebih baik.
Pernah disakiti dan nggak mau terulang lagi
Setiap orang pernah memiliki sakit hatinya masing-masing. Dikhianati dan dikecewakan teman adalah bumbu kehidupan yang pasti kamu hadapi dan alami.
Namun, ada juga mereka yang gagal menghadapinya. Nggak menjadikan rasa sakit dan kecewa itu sebagai pengalaman untuk melangkah lebih baik di masa depan. Hasilnya, kesakitan yang beralarut-larut dan mengubah sikap dalam kehidupan. Kita pun mengenalnya sebagai orang egois.
Teman egois (blog.inspiremekorea.com)
Sederhana saja pikiran teman egois itu, karena sudah pernah dilukai, maka dia nggak mau terulang lagi. Dan yang terjadi adalah sikapnya malah menyakiti orang lain. Tragis, kan?
Sebagai teman, kalian harus mulai belajar memahaminya. Ajak dia ngobrol dan dengarkan keluh kesahnya. Jika temanmu meminta nasihat atau saran, berikanlah.
Sadar diri nggak bisa bikin bahagia semua orang
Meskipun cenderung bersifat pesimis, tapi itulah yang teman egois kalian rasakan. Kesadaran itu biasanya diperoleh kala dirinya merasa ditinggalkan saat menghadapi kesulitan hidup.
Pertemanan (kpop.nzkoreapost.com)
Adakalanya teman kalian tiba-tiba menghilang dari pergaulan. Tau-tau dengar kabar, dia sedang menghadapi kesulitan. Nah, agar dia nggak merasa sendiri, segera datangi.
Efeknya buruk jika temanmu itu terus menerus merasa sendiri. Salah satunya ya menjadi egois itu. Jadi, belajarlah untuk menemani teman kalian dalam keadaan apa pun. Meskipun nggak bisa membantu menyelesaikan masalah, minimal kehadiran kalian bisa memberikan dirinya kekuatan.
Berpikiran kalau kebahagiaannya lebih penting dari yang lain
Anggapan seperti itu muncul biasanya setelah merasa sendirian yang terlalu lama. Hasil akumulasi dari segala kesakitan dan kekecewaan yang dihadapi sebelumnya tanpa ditemani seorang teman.
Pertemanan (noonasoverforks.com)
Dari itu, teman kalian pun akan beranggapan sederhana, bahwa kebahagiaannyalah yang paling penting. Jika sudah sampai tahap ini, semua rasa empati, kepercayaan, dan loyalitasnya pun akan sulit untuk dikembalikan.
Sulit bukan berarti tidak bisa. Hanya butuh kerja ekstra saja, kok. Itulah tugas kalian sebagai teman. Dan kuncinya hanya satu, temani dan dampingi dirinya melewati setiap kesulitan.
Sudah jelas, kan? Kesimpulannya, jangan sampai kalian berburuk sangka terhadap teman yang egois, ya. Apalagi itu teman dekat kalian. Jika bisa dan mampu, bantu dia untuk mengubah sifatnya jadi lebih baik.
Pertemanan (pinterest.com)