Timor Leste dulu bernama Timor-Timor dan masuk dalam daftar provinsi di Indonesia. Timor Leste memutuskan untuk merdeka dari Indonesia pada tahun 1999. Setelah 22 tahun merdeka, banyak orang Indonesia yang sering datang ke Timor Leste, begitu juga sebaliknya.
Setelah jadi negara sendiri, Timor Leste menggunakan mata uang dollar Amerika untuk digunakan para masyarakat dalam melakukan transaksi. Kabarnya biaya hidup di Timor Leste jauh lebih mahal dibandingkan di Indonesia, salah satunya adalah biaya makan.
Dilansir dari Intisari, rata-rata harga sekali makan di tempat makan seperti warung atau restoran sebesar 3 dollar atau sekitar Rp 42 ribu. Sementara di Indonesia masih banyak tempat makan yang memiliki rara-rata harga makan setengah dari harga makan di Timor Leste.
Selain biaya makan, untuk harga sebotol air mineral pun jauh berbeda. Timor Leste jauh lebih mahal. Bila air mineral dengan botol berisi sekitar 300 ml dihargai sekitar Rp 4 ribu - Rp 5 ribu, di Timor Leste bisa mencapai harga sekitar 0,94 dollar atau berkisar Rp 9.400.
Meskipun biaya hidup di Timor Leste lebih mahal karena menggunakan mata uang dollar Amerika, nyatanya kondisi perekonomian masyarakatnya masih jauh di bawah Indonesia dan hidup di bawah garis kemiskinan.
Timor Leste (Timor Leste News)
Meskipun dollar Amerika dipakai sebagai mata uang bukan berarti rupiah sudah dihilangkan begitu saja. Sebab beberapa daerah di Timor Leste ternyata masih ada yang memakai rupiah sebagai transaksi pembayaran. Terutama daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT)
Ada juga masyarakat Timor Leste yang tinggal di kawasan pedesaan dan jauh dari kota, masih menggunakan transaksi dengan melakukan pertukaran barang atau barter dibandingkan pakai uang dollar atau rupiah.
Ilustrasi Air Mineral di Timor Leste (Facebook)