Unik Banget, Begini Pakaian Para Atlet Pelari Afrika Di Olimpiade, Dibuat Oleh Desainer Tas Vegan

Unik Banget, Begini Pakaian Para Atlet Pelari Afrika Di Olimpiade, Dibuat Oleh Desainer Tas Vegan

Liberia terpilih menjadi salah satu negara yang mengirimkan atletnya untuk ikut bertanding di Olimpiade Tokyo 2020. Berbeda dengan Olimpiade sebelumnya, kini para atletnya menggunakan pakaian busana buatan desainer ternama Amerika Serikat.

Sejak tahun 1956, Liberia selalu menjadi negara yang aktif mengikuti ajang Olimpiade. Namun sayang, belum ada satu pun atletnya yang pernah memenangkan pertandingan.

Banyak yang menganggap hal ini terjadi lantaran minimnya perhatian serta apresiasi pemerintah setempat kepada para atlet. Apalagi, mengingat negara dengan populasi 5 juta jiwa itu juga termasuk sebagai negara termiskin di dunia menurut World Bank.

Alhasil, minimnya perhatian membuat para atlet sulit mendapatkan sponsor. Hingga kemudian, seorang desainer ternama bernama Telfar Clemens ikut turun tangan untuk merancang busana khusus para atlet di Olimpiade Tokyo 2020.

Nama Teflar Clemens sendiri mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang, termasuk para audiens global. Tetapi, reputasi pria 36 tahun itu sudah cukup disegani karena banyaknya prestasi yang ia dapatkan. 

Setelah 3 tahun mendirikan brand fashion-nya, Teflar pernah memenangkan CDFA/Vogue Fashion Fund 2017. Karena menang, ia pun memperoleh suntikan dana untuk mengembangkan brandnya yang bernama Teflar tersebut.

Teflar Clemens, desainer yang merancang busana para atlet Liberia di Olimpiade Tokyo 2020

Teflar sendiri memiliki khas desain busana dan aksesori moderen, genderless, dan ramah lingkungan. Salah satu produknya yang terlaris adalah Teflar Shopping Bag yang dibuat dari tas kulit vegan. 

Bahkan saking populernya, Teflar Shopping Bag juga mendapat julukan "Bushwick Birkin" karena harganya yang terjangkau. Oprah Winfrey saja sempat memasukkan produk Teflar itu sebagai barang favoritnya sepanjang 2020.

Hingga kemudian, Emmanuel Matadi, pelari andalan Liberia menghubungi Teflar secara langsung setelah pacar Emmanuel menceritakan tentang tas bikinannya. 

Para atlet Liberia yang mengikut Olimpiade Tokyo 2020 mengenakan busana unik karya Telfar Clemens (via vogue)

Tanpa berpikir panjang, Teflar langsung mengiyakan permohonan Matadi untuk ikut mendukung para atlet Liberia di Olimpiade Tokyo 2020. Padahal, ia sendiri mengaku belum pernah memiliki pengalaman membuat pakaian olaharaga. 

"Ini sangat berarti buatku di atas segalanya," kata sang desainer kepada The New York Times.

Dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020, Liberia mengirimkan 3 wakil yang semuanya merupakan atlet cabang olahraga atletik. Hanya butuh waktu 4 bulan saja, Teflar Clemens yang tahun lalu merilis koleksi kolaborasi dengan GAP, berhasil menciptakan 70 potong busana. Pembuatannya pun turut melibatkan berbagai garmen di China, Portugal, Vietnam dan Italia. 

Sedangkan untuk busana Olimpiade timnas Liberia, ia menciptakan pakaian yang cukup terbilang unik. Desainnya sendiri mengusung konsep unisex, salah satunya adalah atasan ketat dengan garis leher asimetris yang mengekspos salah satu sisi bahu.

"Saya pikir ini agak sedikit gila. Kelihatannya seperti baju perempuan. Tapi ketika melihatnya di tubuh saya, rasanya benar-benar berbeda dari yang saya pikirkan tadi," ujar Matadi, pelari dengan ranking 23 dunia pada nomor 100 meter itu.

Bagi Emmanuel Matadi, busana timnas Liberia bikinan Teflar memiliki makna luar biasa dalam memberikan motivasi kepada para atlet.  "Ada dorongan secara psikologis. Jika kamu merasa penampilanmu oke, kamu pasti akan berperforma dengan baik," katanya.

Para atlet Liberia yang mengikut Olimpiade Tokyo 2020 mengenakan busana unik karya Telfar Clemens (via vogue)