Semarang dikenal sebagai daerah yang menjadi ibu kota provinsi Jawa Tengah. Semarang juga memiliki ragam kuliner seperti Lumpia dan Tahu Gimbal. Tapi sudah tahu atau belum kalau di Semarang ada bahasa yang bernama bahasa Semarangan. Bahasa ini biasanya diucapkan warga lokal.
Kadang para wisatawan atau pendatang dari luar Semarang sering mendengar bahasa Semarangan namun tidak mengerti apa yang dimaksudkan itu. Nah supaya nggak salah lagi, berikut beberapa kosata bahasa Semarang yang kalian wajib tahu. Belajar yuk.
1. Ndes
Ndes bukan berarti pedes atau pedas melainkan kata panggilan yang diambil dari kata Gondes. Dilansir dari Ayosemarang.com, Ndes merupakan konotasi negatif yang hanya digunakan bagi orang-orang yang merasa dekat satu sama lain. Ndes memiliki kata persamaan yang memiliki makna sama, seperti nda, ndel, dan ndul. Misalnya kalimatnya: "Ndes, sak iki jam piro?" atau Saat ini jam berapa?
2. Lur
Lur adalah jenis bahasa Semarangan yang merupakan bahasa panggilan kepada teman yang sama dengan Ndes, namun memiliki makna positif. Lur diambil dari kata Sedulur atau berarti saudara. Misalnya ada kalimat seperti ini: "Piye kabare lur?" yang artinya bagaimana kabarmu?
3.Nggambus
Nggambus berarti orang itu telah berbohong atau melontarkan kalimat omong kosong. Contoh kalimatnya seperti ini: "Nggambus wae" atau dalam bahasa Indonesia berarti bohong saja.
Kota Semarang (Tribunnews.com)
4. Lhaiske
Kata Lhaiske bisa diartikan sebagai kata yang menunjukan orang lain melakukan kesalahan. Mungkin bahasa kesehariannya seperti 'nah lho'. Contoh kalimat yang menggunakan lhaiske contohnya: "Lhaiske, ngko koe diseneni koncomu" atau nah loh nanti kamu dimarahi temanmu.
5. Gali
Gali identik sebagai orang yang suka berada di pasar, bukan pedagang atau pembeli tetap preman pasar. Tapi kata Gali ini makin lama sering diucapkan kepada seorang anak yang nakal. Contoh kalimatnya: "Delok, cah kae gali tenan" atau lihat anak itu nakal sekali. Nakal itu dicap seperti preman pasar.
Warga Kota Semarang (ACT News)