Wanita cerdas memilih calon suami nggak semata-mata karena fisiknya. Fisik yang sehat memang paling utama, tetapi wajah yang tampan bisa jadi pertimbangan nomor kesekian.
Hubungan yang awet dan bahagia jadi idaman setiap wanita. Jangan salah pilih pasangan, karena pasangan yang ideal bisa mempertahankan hubungan hingga akhir usia. Bagaimana tips buat wanita untuk memilih calon suami? Begini, simak.
1. Tanyakan ke diri sendiri "masih percaya cinta pada pandangan pertama"
Hubungan asmara salah satu kekuatannya adalah cinta. Tetapi ada baiknya tanyakan pada diri sendiri "apakah ini cinta pada pandangan pertama?". Cinta pada pandangan pertama memang mengandalkan keberuntungan. Bukan berarti nggak boleh pasrah pada takdir yang dituliskan Sang Kuasa. Tetapi, agar kamu lebih yakin pasanganmu adalah pasangan yang tepat, tanyakan pada diri sendiri dulu.
Cinta pada pandangan pertama memang bikin berbunga-bunga. Tetapi ini berbeda dengan berumah tangga. Bayangkan, setiap hari selama 24 jam dan selama 30 atau 50 tahun ke depan tinggal serumah. Yakinkan pada diri sendiri dulu, bisa nggak kamu mempertahankan hubungan dengan pria ini.
2. Cari latar belakang calon suami
Hati-hati jika kamu terpesona karena kemapanan dan ketampanan. Harus cek kepribadiannya, harus juga mengenal latar belakangnya. Orang Jawa menyebutnya 'bibit, bobot, bebet'.
Bibit, itu bermakna sifat mendasar. Misalnya, dia punya karakter pendiam, dominan, dan lain sebagainya. Jika kamu tidak merasa cocok dengan 'bibit' yang dimilikinya, artinya baik.
Bobot merupakan kualitas lahir batin, misalnya potensi yang dimiliki seseorang. Apakah pasanganmu punya visi atau rencana hidup yang baik? Jika ya pertimbangkan dia sebagai pasangan yang baik.
Bebet adalah asal-usul keluarga. Ini penting karena pola asuh keluarganya bisa mempengaruhi sifat-sifatnya ketika menghadapi persoalan. Jika mengalami pola asuh yang baik, kemungkinan besar punya sifat yang positif dalam menghadapi persoalan.
Seseorang yang memiliki 'bebet' yang biasa saja belum tentu negatif. Kenali juga tingkat kedewasaannya dan tingkat emosionalnya.
3. Nggak hanya cinta kamu tetapi juga keluargamu
Cinta itu nggak egois. Jika dia mencintaimu dan kamu mencintainya, kamu dan dia harus mencintai keluarga juga. Orang bilang, menikah tuh nggak cuma menikahi pasangan tetapi keluarganya juga. Artinya, kamu mesti sayang sama keluarganya. Dia juga mesti memberi perhatian kepada keluargamu.
Apakah aku mencintainya? (yourtango.com)
Secara genetis, pola asuh keluarga dan faktor genetis mempengaruhi karakter seseorang. Bukti ini nggak cuma ditemukan dalam drama.
Tetapi secara ilmiah, genetik berperan besar dalam gaya hidup, kesehatan emosional seseorang, tindakan dan lain sebagainya. Jika sudah cocok sama gaya hidup pasangan dan keluarganya, it's okay memutuskan dia calon suami yang baik.
4. Punya pengetahuan agama yang mumpuni
Setiap agama mengajarkan yang baik bagi pemeluknya. Jadi, pilih pasangan yang mumpuni dalam pengetahuan agama. Jika dia punya pengetahuan agama yang baik, dia nggak akan berlaku buruk.
Cinta aja nggak cukup (alovelycalling.com)
5. Mendukung rencana hidupmu
Rencana hidup berdua bukan berarti saling mengabaikan rencana masing-masing. Kamu punya cinta-cita, begitupun dia. Jika dia bisa mendukung impianmu dan kamu bisa pengertian dengan kesibukannya, maka dia adalah belahan jiwamu.
Dalam memilih pasangan, jangan cuma berpikiran hanya cinta yang jadi kekuatannya. Cinta aja nggak cukup buat berumah tangga.
Punya rencana bersama setelah menikah (paperplanesphotography.in)