Posisinya Selalu Diperebutkan di Pilkada, Ternyata Segini Lho Besaran Gaji Bupati!

Posisinya Selalu Diperebutkan di Pilkada, Ternyata Segini Lho Besaran Gaji Bupati!

Bupati merupakan salah satu posisi kepala daerah yang banyak diminati bahkan diperebutkan. Namun, untuk bisa menjadi bupati juga tidak mudah, lho gengs.

Mereka yang ingin menjadi bupati paling tidak harus mendapat dukungan dari partai politik yang memiliki suara di DPRD. Itu pun, ada minimal kursi di DPRD yang harus dipenuhi untuk bisa dicalonkan. Begitu juga bila maju melalui jalur independen, tantangannya jauh lebih sulit.

Selain dukungan politik, dana yang digelontorkan untuk bersaing menjadi kepala daerah juga tidak sedikit. Dengan berbagai tantangan tersebut, nyatanya masih banyak yang berminat menjadi bupati.

Yakin murni faktor kekuasaan? Atau justru karena faktor lainnya, seperti penghasilan misalnya?

Lalu, sebenarnya berapa sih gaji bupati? Berikut Paragram ulas buat kamu.


Sudah diatur dalam PP No 59 Tahun 2000

Gaji bupati ternyata sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 59 Tahun 2000 tentang Hak Keuangan/Administratif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah/Dan Bekas Kepala Daerah/Bekas Wakil Kepala Daerah Serta Janda/Dudanya.

PP tersebut merupakan revisi dari PP Nomor 9 Tahun 1980. Hingga saat ini, belum ada lagi perubahan dari beleid tersebut. Artinya, pendapatan para bupati belum pernah mengalami kenaikan.

Dalam PP tersebut, gaji pokok kepala daerah setingkat bupati ditetapkan sebesar Rp2,1 juta per bulan. Sementara itu wakilnya hanya mendapat Rp1,8 juta per bulan. Gaji tersebut bahkan lebih kecil dari perangkat desa.

Besaran gaji yang diterima perangkat desa paling tinggi tercatat sebesar Rp2.224.420 atau 110 persen dari gaji pokok PNS golongan II A. Sementara itu, gaji perangkat desa paling sedikit sebesar Rp2.022.200 per bulan atau setara dengan 100 persen dari gaji pokok PNS.

Perlu diingat, gaji perangkat desa bisa saja lebih tinggi dari besaran tersebut. Semua tergantung kebijakan dan kondisi daerah masing-masing.

Seperti aparatur sipil negara lainnya, bupati juga dapat tunjangan

Salah satu bentuk tunjangan yang diterima pejabat setingkat bupati yakni tunjangan jabatan yang diatur dalam Perpres Nomor 68 Tahun 2001 tentang Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat Negara Tertentu.

Besaran tunjangan jabatan bupati yaitu sebesar Rp3,78 juta per bulan. Sementara wakilnya mendapat Rp3,24 juta per bulan. Selain itu, mereka juga mendapat tunjangan beras, tunjangan anak, tunjangan istri, tunjangan BPJS Kesehatan, dan tunjangan BPJS Ketenagakerjaan.

Ditambah lagi, bupati dan wakil bupati juga akan mendapat biaya sarana dan prasarana dalam hal ini rumah dinas beserta isinya. Biaya perawatan pun juga ditanggung. Fasilitas ini didapat hanya selama mereka menjabat sebagai bupati dan wakil bupati.    

Ilustrasi Pilkada (Media Indonesia)

Punya tunjangan operasional yang nilainya bisa ratusan juta

Disisi lain, bupati juga mendapatkan biaya operasional yang nilainya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Biaya tersebut tentu saja tergantung dari Pendapatan Asli Daerah atau PAD. Berikut rinciannya:

- Sampai dengan Rp5 miliar, paling rendah Rp125 juta dan paling tinggi sebesar 3 persen.

- Rp5 miliar - Rp10 miliar, paling rendah Rp150 juta dan paling tinggi sebesar 2 persen.

- Rp10 miliar - Rp20 miliar, paling rendah Rp 200 juta dan paling tinggi sebesar 1,50 persen.

- Rp20 miliar - Rp50 miliar, paling rendah Rp300 juta dan paling tinggi sebesar 0,80 persen.

- Rp50 miliar - Rp150 miliar, paling rendah Rp400 juta dan paling tinggi sebesar 0,40 persen.

- Rp150 miliar, paling rendah Rp600 juta dan paling tinggi 0,15 persen.

Wow, cukup fantasis ya! Belum lagi tunjangan lain yang diterima seperti mobil dinas.

Apakah kamu tertarik untuk menjadi seorang bupati?

Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Manggarai (Kabupaten Manggarai)