Masker KN95 Bisa Dipakai Berkali-kali, Nggak Cuma 4 Jam? Ini Penjelasannya

Masker KN95 disebut-sebut bisa dikenakan lebih dari 4 jam hingga berulang-ulang.

Dokter Faheem Younus, MD seorang ahli penyakit menular dari Maryland School od Medicine Health, Amerika Serikat mengatakan jika salah satu jenis masker yakni masker KN95 bisa digunakan secara berulang kali. Tak dipungkiri pandemi membuat beban belanja seseorang akan alat penunjang protokol kesehatan menjadi lebih.

Dilansir dari Grid, Younus mengatakan bahwa ada jenis masker yang menurutnya paling baik, yakni masker N95, KN95, lalu masker medis atau kesehatan biasa. Justru dokter yang sering nge-twitt pakai bahasa Indonesia ini mengatakan jika masker kain dianggap kurang cocok.

"Tidak perlu masker kain atau masker dengan desainer mewah. Jangan membeli masker dengan katup depan,"tulisnya dikutip dari Twitter @FahemmYounus. Menurutnya masker N95 bisa digantikan dengan KN95 untuk cegah penyebaran COVID-19 termasuk varian delta.

Younus menuturkan harga masker KN95 memang cukup mahal bagi banyak orang. Apalagi kondisi keuangan di saat pandemi harus benar-benar diatur dengan baik. Ia meminta seseorang cukup membeli masker KN95 sebanyak dua masker. Lalu sediakan kantong kertas cokelat untuk menyimpan masker usai dikenakan.

Usai dipakai, masker tersebut bisa ditukar dengan masker KN95 yang masih disimpan, sementara masker yang habis dipakai diletakan di kertas cokelat itu. "Terus bergantian selam adigunakan oleh orang yang sama," jelasnya. Kabarnya satu masker bisa digunakan selama berbulan-bulan.

Ilustrasi Masker KN95 (Bukalapak)

Faheem menambahkan jika masker KN95 masih bisa dipakai dengan beberapa syarat, mulai dari masker itu tidak kotor, tidak rusak, dan kondisinya masih terjaga dengan baik. Tentu jika banyak orang mengikuti saran dan Younus bisa menghemat uang yang cukup besar.

Masker KN95 memang memiliki bentuk mirip dengan masker N95. N95 merupakan masker standar dari Amerika Serikat sementara KN95 adalah masker dengan standar dari China. Keduanya mampu menyaring 95 persen partikel kecil agar tidak masuk ke hidung dan mulut.

Dr. Faheem Younus (CNN Indonesia)