Benarkah Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman? Begini Penjelasan Arkeolog

Benarkah Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman? Begini Penjelasan Arkeolog

Candi Borobudur merupakan sebuah candi Buddha yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Beberapa tahun lalu, heboh bahwa Mahakarya warisan leluhur berupa candi terbesar di Indonesia yang merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia itu merupakan peninggalan Nabi Sulaiman AS.

Hal itu sebagaimana diuraikan Matematikawan dan pendakwah Islam KH Fahmi Basya. Dalam bukunya "Matematika Islam 3", Fahmi menyebut ada sejumlah ciri bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman.

Misalnya aja hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan banyak arugemn lainnya.

Ia juga memaparkan ada hal-hal yang tidak mampu dilakukan manusia, yang mengindikasikan hanya Nabi Sulaiman yang memiliki kuasa terkait keberadaan Borobudur.

Dalam Al-Qur'an, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan lainnya.

Menurut Fahmi Basya, terdapat beberapa simbol yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Al-Qur'an.

Pertama, adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada putranya, Nabi Sulaiman.

Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.

Sementara, informasi lain yang dikutip dari laman Kemendikbud.go.id, staf Balai Konservasi Borobudur, Hari Setyawan diwawancarai Sekolah Tinggi Multimedia (MMTC) Yogyakarta terkait argumen Fahmi tersebut.

Hari yang juga seorang arkeolog itu mengetahui beberapa hal tentang metode penelitian yang terkait dengan situs purbakala dan menanggapi berita tersebut.

Candi Borobudur (Pikiran Rakyat)

Untuk diketahui, dalam ilmu arkeologi dikenal dengan nama data spasial dan temporal. Spasial terkait dengan tinggalan atau obyek yang ada pada suatu latar waktu.

Menurutnya, hal itu harus dibuktikan dengan penelitian-penelitian ilmiah. Dia menyebut untuk mengaitkan Candi Borobudur dengan Nabi Sulaiman sangat jauh. Hal itu tidak bisa dipaksakan dengan justifikasi-justifikasi yang cenderung di luar konteks ilmiah.

Lebih lanjut, Hari, berdasarkan beberapa penelitian dari institute of archaeology di Hebrew University of Jerusalem, membuktikan bahwa situs Nabi Sulaiman berada di Timur tengah dengan pusat kotanya berada di Jerusalem.

Nabi Sulaiman diyakini hidup pada abad 10 SM. Pendekatan dari Hebrew University adalah biblical approach, data arkeologi dan epigrafi. Apabila dikaitkan dengan Saba (Wanasaba) dari data spasial dan temporal sangat berbeda yaitu abad 8-10 M pada masa keemasan Mataram Kuno periode Jawa Tengah. Wanasaba sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tempat berkumpul yang ada di sebuah hutan.

Candi Borobudur (Pinterest)

Menurut Hari, hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi karena termanifestasi dalam penelitian-penelitian di Hebrew University. Apabila kemudian menarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur adalah tinggalan Nabi Sulaiman merupakan hipotesis yang jauh dari standar-standar ilmiah.

"Kami dari disiplin ilmu arkeologi juga memiliki justifikasi-justifikasi ilmiah yang itu menunjukkan bahwa Candi Borobudur merupakan tinggalan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah," kata Hari.

Bagaimana menurutmu?

Candi Borobudur (CNN Indonesia)