Selain virus COVID-19 varian delta asal India yang sudah masuk ke Indonesia, kini infeksi jamur hitam juga sudah bisa menularkan masyarakat di Indonesia sehingga kita harus hati-hati. Salah satu dokter asal Breach Candy Hospital, Mumbai, Dr.Heman Thacker memberikan penjelasan bahwa mucormycosis (infeksi jamur) adalah dengan menyerang pembuluh darah.
"Dalam kasus paling parah, infeksi dapat melewati pembuluh darah ke otak, berpotensi menyebabkan hilangnya penglihatan atau menciptakan lubang menganga di wajah," ujar dr. Heman dikutip dari Kompas.com.
Gejala infeksi jamur hitam bergantung dari pada bagian mana tubuh mana jamur itu tumbuh dan menginfeksi. Biasanya beberapa gejala yang timbul antara lain adanya demam, batuk, nyeri sadar, sesak nafas, mual, hingga muntah, dan bengkak di satu sisi wajah sakit kepala.
Jika kulit terinfeksi jamur hitam akan berubah menjadi hitam dan terasa panas hingga menyakitkan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan bahwa mucormycosis tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Akan tetapi bagi mereka yang kekebalan tubuh lemah, infeksi jamur bisa berdampak serius.
Bila COVID-19 menginfeksi tubuh seseorang dengan menurunkan imunitas tubuhnya, sehingga membuat tubuh jadi lebih mudah terinfeksi dan membuat mudah kemasukan infeksi jamur hitam.
Ilustrasi Infeksi Jamur Hitam (Kompas.com)
Salah satu orang yang mudah terpapar infeksi jamur hitam adalah pasien yang memiliki komorbid diabetes mellitus atau gula yang tidak terkontrol. Untuk mencegah infeksi jamur hitam sejumlah parah ahli memberikan saran agar masyarakat selalu menjaga kebersihan saat beraktivitas.
Mulai dari menggunakan masker setiap beraktivitas untuk mencegah masuknya debu dan kotoran, selain itu saat berada di luar ruangan mengenakan celana panjang, sepatu, kemeja lengan panjang dan sarung tangan.
Ilustrasi Infeksi Jamur Hitam (BBC)