Lama tak terdengar namanya, Uki eks Noah kembali menjadi sorotan publik. Dalam channel YouTube Belajar Sunnah, Uki mengungkapkan bahwa dirinya tidak bangga menjadi mantan anak band. Alasan tersebut karena Uki menganggap musik itu haram menurut ajaran Islam dan profesinya dulu itu adalah jalan untuk dirinya berbuat maksiat. Hal ini membuat Gus Miftah angkat bicara.
Sebagaimana diketahui, Uki beberapa waktu lalu memang memutuskan untuk hijrah dan mendalami agama Islam. Dia juga memutuskan untuk keluar Noah, grup musik yang membesarkan namanya. Kini, dia pun mengungkapkan pendapat soal bermusik.
"Karena ketika musik itu kalian nggak lakukan otomatis kalian tuh menutup pintu khamar, pintu rokok juga, terus bercampur dengan wanita. Jadi dengan menutupnya pintu musik dan industri musik, kalian itu menutup banyak hal yang sifatnya mudarat," jelas Uki.
Menanggapi pernyataan yang dilontarkan Uki eks Noah tersebut, Gus Miftah mengunggah sebuah video di akun instagramnya. Dalam video tersebut, terlihat Gus Miftah sedang asyik mendengarkan lantunan terompet yang dimainkan oleh Rio Sidik.
Uki Noah (via Suara)
"Ketemu maestro terompet @riosidik Menemani bro @killthedj ngobrol yang tidak bermanfaat, ngudo roso yang mungkin juga tidak didengarkan oleh orang lain apalagi pejabat... Minimal atine lego dan plong ya broooo Iso gamblang," tulis Gus Miftah di akun miliknya.
Dalam video yang sama, Pemilik Pesantren Ora Aji itu menjelaskan jenis musik seperti apa yang haram dalam ajaran Islam. Ia pun mengutip kalimat dari penyair sufi, Jalaludin Rumi.
Gus Miftah (via Kumparan)
"Menurut Jalaluddin Rumi, musik yang diharamkan dalam Islam itu adalah ketika suara piring ketemu dengan sendok, dimainkan oleh orang kaya dan didengarkan oleh orang kelaparan. Itulah musik yang diharamkan dalam Islam," kata Gus Miftah.
Selain itu, Gus Miftah juga mengajak semua orang untuk berbagi, terlebih di musim pandemi seperti sekarang ini. Ia mengatakan jangan sampai ada orang miskin yang hanya bisa mendengarkan suara piring dan sendok tanpa bisa menikmati isinya. Kontras sekali dengan pendapat Uki Noah, ya?
Gus Miftah (via Jawa Pos)