Tanggal 5 Juli 2021, warganet dihebohkan dengan sebuah video viral di Facebook yang menampilkan momen pria ijab kabul, namun tak lama kemudian ia menjatuhkan talak ke istrinya.
Video tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Delian Lubis. Dalam video itu, terlihat sang pria sedang menuntun pengantin wanita bergaun pink untuk duduk disebelahnya setelah akad. Acara tersebut diketahui berlangsung pada awal Juli 2021 di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Ketika kedua pasangan itu duduk bersama, penghulu bertanya kepada pengantin wanita apakah menginginkan suaminya untuk membaca sighat talik atau tidak. Sighat sendiri diartikan sebagai perjanjian dari suami tentang jatuhnya talak dengan kondisi tertentu.
Namun, sang wanita menjawab “tidak”. Lalu, sang penghulu kembali menanyakan pertanyaan yang sama untuk menegaskan jawab sang wanita. Akan tetapi, pengantin wanita tetap tegas menjawab ‘tidak’.
Tak lama setelah itu, penghulu meminta pria untuk menandatangani dokumen pernikahan. Namun betapa terkejutnya, sang pria bukannya menandatangani dokumen, ia malah mengambil mikrofon dan menjatuhkan talak kepada istrinya.
Sontak, perkataannya tersebut membuat seorang pria berbaju batik dan masker biru yang ada di depan wanita langsung emosi. Mereka terlihat sedang berkelahi dan pengantin pria sempat terkenal pukulan.
Viral seorang pria yang memberi talak kepada istri setelah ijab kabul (detiknews.com)
Melihat kehebohan atas video itu, Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan Terhadap Perempuan berpendapat bahwa aksi pengantin pria tersebut termasuk dalam bentuk kekerasan.
"Apalagi di ruang publik seperti itu. Tanpa penjelasan tiba-tiba orang kan kaget semua," ujar Komisioner Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah.
"Ketika itu justru sebaliknya, dengan tiba-tiba menceraikan tanpa paham apa yang terjadi itu jelas-jelas membuat keluarga terutama pengantin perempuan itu ya mengalami situasi yang tidak menyenangkan," tutur Komisioner Komnas Perempuan yang akrab disapa Alim itu.
Viral seorang pria yang memberi talak kepada istri setelah ijab kabul (detiknews.com)
Menurutnya, kejadian tersebut juga memicu adanya trauma seumur hidup pada sang wanita. Istri yang mengalami nasib tersebut juga dikatakan mengalami kekerasan secara psikis.
"Saya harap perempuan itu bisa recovery dari traumanya ya. Dan masyarakat tidak menambah stigma negatif terhadap korban dan keluarga yang menjadi korban. Kalau masyarakat malah menambahkan malah nanti jadi persoalan juga," kata Alim.
"Saya tidak paham itu pengantin pria melihat perempuan itu seperti apa. Jangan-jangan dia tidak memiliki pemikiran yang setara. Sehingga perempuan dianggap sebagai objek atau kelompok yang dapat direndahkan. Karena itu menurut saya agar hal ini tidak terjadi pengulangan, laporkan saja. Toh itu sebenarnya menceraikan itu kan tandanya sudah ada ikatan ya. Walaupun hanya beberapa menit, sehingga sudah dapat menggunakan UU PKDRT (Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga-red)," jelasnya lagi.