Pandemi Covid-19 membuat semua individu diwajibkan untuk menjaga kesehatannya semaksimal mungkin. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi vitamin setiap hari untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Namun sebenarnya, mengkonsumsi vitamin dan suplemen ini tidaklah bersifat wajib karena kebutuhan nutrisi yang diperlukan sebaiknya diperoleh dari makanan sehari-hari.
"Dalam sehari-hari kita nih perlu gizi seimbang. Pertama, karbohidrat contohnya nasi, gandum, jagung, roti sebanyak 3-4 porsi per hari. Kemudian, sayur dan buah-buahan, ini diperlukan sampai 5 porsi sehari. Lauk pauk seperti ayam, ikan, daging, tahu, tempe diperlukan 2-4 porsi sehari. Terakhir, yang jumlah tidak boleh berlebihan, yaitu gula, garam, dan minyak. Gula hanya 4 sendok makan, garam 1 sendok teh, dan minyak 5 sendok makan per hari," jelas Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK saat mengisi acara e-Life detikcom.
Ilustrasi mengkonsumsi vitamin (cnnindonesia.com)
Selain itu, dr. Raissa juga menekankan bahwa tubuh memerlukan beberapa vitamin yaitu vitamin C, D dan zinc di masa pandemi.
Ia juga menyarankan kita untuk mengkonsumsi multivitamin seperti vitamin A, B, E, selenium, omega 3 dan probiotik.
Ilustrasi mengkonsumsi vitamin (hellosehat.com)
Sayangnya, kondisi saat ini secara langsung membuat banyak orang merasa panik sehingga mereka mengkonsumsi vitamin atau suplemen secara berlebihan. Salah satunya yang salah kaprah adalah mengkonsumsi 1.000 mg vitamin C sebanyak 3 kali sehari.
Padahal faktanya, vitamin C yang dibutuhkan dalam sehari hanya 75-90 mg saja.
"Nggak berguna juga kalau minumnya dengan dosis yang over seperti itu," komentar dr. Raissa mengenai kepanikan masyarakat dalam konsumsi vitamin C yang berlebihan hingga menimbunnya.
Apabila seseorang mengalami kelebihan vitamin, tubuh telah memiliki mekanisme untuk membuang sisa vitamin yang tidak diperlukan.
"Selama kita minum dosisnya bukan yang ekstra, badan kita punya mekanisme untuk menetralisir vitamin itu. Misalnya minum vitamin C dosis 1.000 mg, padahal kan sehari-hari hanya dibutuhkan sekitar 75-90 mg. Sisanya akan diapain? Dibuang lewat urine, gitu," kata dr. Raissa.
Ilustrasi mengkonsumsi vitamin (hellosehat.com)