Menyemprot Cairan Disinfektan ke Jalan Dianggap Tak Efektif? Cek Dulu Faktanya

Menyemprotkan cairan disinfektan di jalan dianggap sebagai solusi yang cuma buang-buang tenaga saja karena dianggap salah tempat. Benarkah demikian?

Banyak cara dilakukan sebuah pemerintah daerah untuk menangkal penularan COVID-19, salah satunya dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan menggunakan truk atau mobil pemadam kebakaran. Bahkan beberapa waktu lalu juga sempat viral ketika sebuah warung yang masih buka di masa PPKM ikut-ikutan disiram.

Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo memberikan penjelasan soal pandangan terkait penyemprotan cairan disinfektan di beberapa titik jalanan. Baginya hal itu adalah buang-buang uang dan tidak efektif.

"Jalanan itu kalau disemprot dengan disinfektan tidak ada gunanya, efeknya kecil karena orang tidak akan berjalan di jalan raya, lalu untuk apa disemprot di situ,"ujar Windhu dikutip dari TheAsianparent.

Penularan virus COVID-19 sejauh ini tersebar melalui droplet antar  manusia yang kemudian tersebar di udara. Ia mengusulkan baiknya penyemprotan dilakukan di benda-benda yang diduga menjadi tempat bersarangnya virus, yakni yang sering dekat atau disentuh orang.

"Misalnya seperti pintu gedung, tombol lift, atau tempa tertutup seperti gedung, bioskop, atau lorong yang sering dilewati banyak orang,"tambah Windhu yang menilai hal itu  lebih mujarab dan bisa memecahkan solusi.

Ilustrasi Penyemprotan Disinfektan di Jalan (Liputan6.com)

Windu berandai-andai jika penyemprotan dilakukan di jalan sementara banyak orang naik kendaraan, tentu tidak akan mendatangkan efek yang besar. "Siapa yang akan merangkak di situ dan menempelkan virus. Duitnya keluar banyak tapi efektivitasnya rendah," sahut Windhu.

Pandemi COVID-19 memang masih terus berlangsung di Indonesia. Hingga (15/7) ada tambahan total kasus tambahan di  Indonesia sebanyak 56.757 pasien yang terpapar COVID-19. Total sejak Maret 2020 ada 2.726.803 kasus.

Ilustrasi Virus COVID-19 (Detikcom)