Perang Vietnam di era tahun 1970-an membuat Ho Van Lang dan saudara laki-lakinya saat masih kecil diajak oleh sang ayah, Ho Van Tanh untuk menyingkir ke hutan. Ternyata hutan dipilih oleh Ho Van Tanh sebagai salah satu tempat yang cukup aman untuk menyelamatkan diri.
Selama puluhan tahun Van Tanh bersama kedua anaknya hidup dalam hutan lebat di kawasan Tay Tra di Provinsi Quang Ngai. Dilansir dari Pikiran Rakyat, perang Vietnam tersebut mendatangkan trauma besar bagi keluarga Van Tanh karena istri dan beberapa anggota keluarga lainnya meninggal dunia dihantam ledakan bom.
Van Tanh mengasuh kedua anak-anaknya, termasuk Van Lang dengan mengkonsumsi madu, buah-buahan yang ada di hutan. Mereka bersama-sama membangun tempat perlindungan dan menjaga diri mereka sendiri dari ancaman binatang buas hingga manusia yang berusaha mencelakai mereka.
Tinggal puluhan tahun bersama ayah membuat Van Lang dan saudara laki-lakinya tak mendapatkan pendidikan tentang seks hingga tak tahu jika ada jenis kelamin perempuan selain laki-laki seperti mereka. Hal ini terungkap ketika pada 2013, keluarga ini diajak keluar dari hutan ke sebuah perkampungan di pinggir hutan.
Van Lang mengaku bingung melihat ada sosok manusia berambut panjang dan memiliki wajah cantik. Sebab selama menjadi manusia hutan, ia dan saudara laki-lakinya tak pernah melihat perempuan ada di hutan. Mau tidak mau setelah tinggal di hutan membuatnya harus beradaptasi dengan peradaban yang baru.
Manusia Hidup di Hutan (Tribunnews)
Pria bernama Alvaro Cerezo merupakan seorang yang berbaik hati membantu keluarga itu keluar dari hutan. Cerezo dalam wawancaranya sempat terkejut melihat keluarga itu menyantap kelelawar hidup-hidup, hingga jeroan tikus mereka santap demi mengeyangkan perutnya.
Cerezo juga melihat bahwa mereka hidup untuk menyalakan api untuk menghangatkan badan. Kondisi kesehatan Van Tanh menurun hingga membuat Cerezo menyelamatkan keluarga tersebut agar mendapatkan perawatan di luar hutan.
Manusia Hidup di Hutan (Boombastis)