Beberapa bulan lalu, seluruh tenaga kesehatan yang ada di Indonesia sudah diwajibkan untuk melakukan vaksinasi. Hal ini dilakukan karena mereka berada di garis terdepan penanggulangan pandemic COVID-19 yang sedang melanda Indonesia.
Para nakes diberi vaksin Sinovac yang dianggap bisa menghalangi virus COVID-19 sekitar 65%. Namun ternyata ada ratusan tenaga medis yang tetap terpapar virus corona meskipun telah menerima vaksin lengkap. Sekitar 308 tenaga medis di Kudus tetap terpapar meskipun telah menerima vaksin dosis pertama dan kedua.
Sebelumnya, pihak perusahaan Sinovac sebenarnya sudah memperingatkan bahwa vaksin ini tidak dapat memberikan perlindungan 100% kepada manusia, tetapi hanya dapat mengurangi keparahan dan kematian. Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia.
Mengutip pernyataan dari Direktur layanan medis Singapura, Kenneth Mak, ada bukti dari negara lain yang menunjukkan masih adanya orang yang telah menggunakan vaksin Sinovac tetapi masih bisa terpapar virus COVID-19. Menurut Mak, jika melihat kasus di Indonesia, hal ini dikarenakan masih ada risiko yang signifikan dari terobosan vaksin.
Seorang professor di School of Public Health of Tongji Medical College of Huazhong University of Sciences and Technology, Wei Sheng mengatakan bahwa vaksin Sinovac dianggap masih efektif melawan virus dengan varian Delta. Ini adalah mutasi yang belakangan ini meresahkan public.
Ilustrasi Vaksin COVID-19 (via Merdeka)
Hal ini dilihat dari pengalaman pencegahan dan pengendalian epidemic di Guangzhou Provinsi Guangdong Tiongkok Selatan bahwa risiko terpapar penyakit ini menjadi parah sangat berkurang bila di bandingan dengan mereka yang belum divaksinasi. Dengan demikian, diharapkan publik tidak berprasangka buruk terhadap pihak yang berwenang.
Hingga saat ini, pemerintah masih berusaha melanjutkan program vaksinasi kepada semua lapisan masyarakat secara menyeluruh. Diharapkan semua mau menyukseskannya agar masalah penyebaran COVID-19 bisa segera diatasi dengan baik.
Ilustrasi Vaksin COVID-19 (via Alodokter)